REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY – Soaliha Iqbal, Muslimah yang tinggal di Australia, mengaku merasa dipermalukan dan didiskriminasi tatkala dia ditolak masuk ke sebuah kelab malam lantaran mengenakan jilbab. Kejadian ini berlangsung di luar Hotel Paragon di Sydney, Australia.
Peristiwa itu terjadi saat Soaliha tengah mengantre bersama teman-temannya di luar venue di Sydney. Saat itu, seorang anggota staf memintanya untuk melepas jilbabnya. Kejadian itu dia ungkapkan dalam sebuah tulisan yang diunggah di situs 5Why.
"Mengobrol dan tertawa dengan teman-teman saya, saya memutuskan percakapan untuk menyerahkan ID saya ke penjaga Paragon, tetapi dia tidak meminta atau mengambilnya. Sebaliknya, dia menunjuk ke jilbab saya dan berkata 'lepaskan'," kata Soaliha, dalam unggahan di 5Why, dilansir di Metro, Rabu (30/10).
Wanita berusia 21 tahun itu mengatakan, dia sangat terkejut dengan permintaan tersebut, sehingga dia sampai tidak bisa berkata apa pun untuk meresponsnya. Soaliha merasa didiskriminasi.
Sementara itu, polisi di daerah itu ikut turun tangan ketika ada perdebatan antara Soaliha dan staf menjadi lebih panas. Soaliha menyebut penjaga pintu itu sebagai tindakan rasial.
Dia lantas diminta untuk pindah 50 meter dari venue. Staf tersebut justru mengutip undang-undang yang mengharuskan mereka yang ditolak masuk ke venue. Soaliha kemudian mengatakan, bahwa perlakukannya itu sama dengan diskriminasi yang terang-terangan. Dia mengaku tidak pernah diperlakukan sedemikian buruk sepanjang hidupnya. Dia juga merasa polisi telah menyalahkannya.
Sementara itu, Soaliha juga mengatakan bahwa dia tidak memiliki masalah dengan petugas penjaga di manapun sebelumnya. Menurut dia, mereka bahkan membiarkan dia masuk dengan memakai jilbab karena tahu dia tidak minum dan tidak akan menyebabkan masalah.
Soaliha merasa lebih marah ketika staf manajemen menolak untuk meminta maaf kepadanya lantaran memintanya melepas jilbab.
Dalam pernyataan selanjutnya yang diunggah di Facebook, manajer operasi untuk Ryan's Hotel Group, holding Paragon, Craig Wesker, mengeluarkan permintaan maaf kepada Soaliha.
Dia beralasan bahwa itu adalah putaran pertama penjaga di venue. Sehingga, menurutnya, mereka ingin mengesankan manajemen venue dengan profesionalisme dan perhatian secara lebih detail dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Karena itu, dia mengatakan, petugas berusaha memastikan untuk mengenali wajahnya dan meminta Soaliha melepas jilbabnya.