Rabu 30 Oct 2019 20:47 WIB

Anies: Saya Perbaiki Sistem, Bukan Cari Panggung

Anies menuturkan, kejanggalan anggaran juga terjadi pada era gubernur sebelumnya.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ratna Puspita
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespons kritikan dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta dengan menyatakan bahwa ia lebih memilih memperbaiki sistem yang ada saat ini. Anies menegaskan ia tidak ingin mencari panggung.

"Saya kan sudah ngomong, bedanya saya tidak manggung. Kalau saya (pilih) memperbaiki sistem, bukan mencari perhatian," kata Anies kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta, Rabu (30/10).

Baca Juga

Menurut Anies, munculnya usulan anggaran aneh, seperti pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar, akibat adanya masalah sistem. Ia mengungkapkan, sistem yang ada saat ini sudah berbentuk digital.

Namun, dalam proses pengecekannya masih dilakukan secara manual atau tidak cerdas (smart). "Sistem digital tetapi tidak smart (cerdas). Kalau smart system dia bisa melakukan pengecekan, verifikasi, bisa menguji. Ini sistem digital, tetapi masih mengandalkan manual," ungkap Anies. 

Ia pun mengaku lebih memilih membahas kejanggalan anggaran itu secara internal dan mencari solusi terhadap masalah sistem yang ada. "Jadi saya bicara tiga pilihan, mau menyelesaikan masalah atau memperumit masalah atau mengaktualisasi diri. Nah, saya bicara untuk menyelesaikan masalah. Makanya saya panggil saya koreksi satu-satu (usulan anggaran), anda sudah lihat form itu tapi bedanya saya tidak umumkan (keluar)," papar dia. 

Anies menuturkan, kejanggalan anggaran seperti juga sudah terjadi pada era kepemimpinan gubernur sebelumnya. Karena itu, ia menilai, perbaikan sistem sangat diperlukan.

Dengan demikian, dirinya tidak mewariskan permasalahan yang sama kepada gubernur selanjutnya, seperti yang ia alami. "Kan ditemuin juga di era-era sebelumnya, selalu seperti ini. Karenanya menurut saya, saya tidak akan meninggalkan ini ke gubernur sesudahnya, PR ini. Karena saya menerima warisan nih, sistem ini," jelas Anies. 

"Saya tidak ingin meninggalkan sistem ini umtk gubernur berikutnya. Agar gubernur berikutnya tidak menemukan masalah yang sama dengan yang saya alami. Karena sistemnya sudah ada dari dulu," sambungnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement