REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Para milisi ISIS masih belum menunjukkan reaksi atas tewasnya pemimpin mereka Abu Bakar al-Baghdadi. Kebisuan mereka menimbulkan dugaan tentang adanya guncangan terkait dengan struktur komando kelompok tersebut.
Belum ada pernyataan resmi atau duka cita atas meninggalnya Baghdadi di saluran Telegram resmi ISIS. Kantor berita mereka, Amaq, beroperasi seperti biasa dan mengunggah lebih dari 30 klaim serangan di Suriah, Mesir, Afghanistan, dan Irak sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan kematian Baghdadi pada Ahad lalu.
“Mungkin sekarang ada kekacauan di dalam apa yang tersisa dari kepemimpinan. Para pembantu utama telah terbunuh dan dokumen-dokumen dihancurkan,” kata pakar kelompok milisi asal Irak, Hisyam al-Hashimi.
Pendapat Hashimi didukung oleh seorang peneliti ISIS dari Swansea University Aymenn al-Tamimi. Dia menilai, saat ini internal ISIS sedang merundingkan siapa tokoh yang akan menggantikan Baghdadi.
Menurutnya, ada satu tokoh potensial, yakni Haji Abdullah. Dia adalah wakil Baghdadi. Namun itu pun belum bisa dipastikan karena tak ada yang tahu apakah Abdullah masih hidup atau sudah tewas.
“ISIS bisa mengumumkan kematian (Baghdadi) dalam surat berita mingguan mereka yang bisa keluar pada Kamis (31/10) jika mereka dapat menyetujui penggantinya,” kata Tamimi.
Pada Ahad lalu, Trump mengumumkan kematian Baghdadi. Dia tewas saat AS menggelar operasi militer di barat laut Suriah, tepatnya di Barisha. Menurut Trump, pasukan AS membunuh sejumlah besar milisi ISIS dalam serangan tersebut.
Trump mengatakan Baghdadi terperangkap di sebuah terowongan buntu bersama tiga anaknya. Dia kemudian memutuskan meledakkan dirinya sendiri dengan bom rompi.
Sehari setelah Baghdadi terbunuh, Pasukan Demokratik Suriah (SDF), sebuah aliansi pimpinan Kurdi yang selama ini menjadi sekutu AS dalam memerangi ISIS, melaporkan berhasil membunuh juru bicara ISIS Abu Hassan al-Muhajir.
“Al-Muhajir, tangan kanan Baghdadi dan juru bicara ISIS, menjadi sasaran di desa Ain al-Baydah dekat Jarablus, dalam operasi terkoordinasi antara intelijen SDF dan tentara AS,” kata kepala SDF Mazloum Abdi melalui akun Twitter pribadinya, dikutip laman Aljazirah.
Kelompok Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) telah mengonfirmasi kematian al-Muhajir. Mereka mengatakan al-Muhajir termasuk dalam lima anggota ISIS yang tewas dalam operasi yang dipimpin AS dengan dukungan SDF.