REPUBLIKA.CO.ID, NYON -- Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) resmi mengeluarkan hukuman untuk Bulgaria. Hukuman ini buntut dari ulah penggemar negara tersebut.
Situasi bermula dari pertandingan Kualifikasi Piala Eropa 2020 Grup A, antara Bulgaria kontra Inggris. Dalam duel yang berlangsung di Stadion Vasil Levski, Sofia, Selasa (15/10) dini hari WIB, tuan rumah kalah 0-6. Sepanjang pertandingan, oknum suporter the Lions melakukan aksi tak terpuji.
Fan Bulgaria melecehkan para pemain Inggris yang berkulit hitam. Kemudian ada penghormatan ala Nazi. Beberapa kali wasit menghentikan jalannya laga.
Setelah partai itu, kecaman terhadap Asosiasi Sepak Bola Bulgaria (BFU) mengalir deras. Presiden BFU, Borislav Mihaylov, dan Pelatih Krasimir Balakov sampai mengundurkan diri. Legenda negara tersebut, Hristo Stoichkov, meminta maaf pada winger Inggris, Raheem Sterling, melalui telepon.
Para penggiat anti rasialisme bereaksi. Mereka menuntut UEFA bekerja cepat. Sasarannya memberikan hukuman yang berat untuk Bulgaria. Sehingga ada efek jera bagi pelaku tindakan tak terpuji itu.
Dalam dua pekan terakhir, UEFA mengivestigasi. Hasilnya, Bulgaria diharuskan melakoni dua laga kandang berikutnya tanpa penonton. Salah satu stadion tidak boleh digunakan dalam masa percobaan selama dua tahun.
Bulgaria juga harus membayar denda sebesar 64.650 poundsterling (Rp 1,19 miliar). Masih ada denda 10 ribu euro (Rp 159 juta) akibat kegaduhan suporter saat lagu kebangsaan Inggris berkumandang. UEFA mengharuskan negara tersebut memasang spanduk 'no to racism' untuk laga kandang berikutnya.
Federasi Sepak Bola Inggris (FA) menanggapi sanksi ini. FA menilai UEFA tidak memberikan penilaian (tepat) atas tingkat pelanggaran yang dilakukan. Kendati mereka tetap menerima hukuman untuk saingan Harry Kane dan rekan-rekan di Grup A itu. "FA menekankan perlunya jalur pendidikan (untuk menangkal rasialisme di kemudian hari)," demikian laporan yang dikutip dari Sky Sports, Rabu (30/10).
Salah satu organisasi penggiat anti diskriminasi, Kick it Out terang-terangan mengkritisi keputusan UEFA. Mereka menilai sejumlah denda tersebut, terlalu ringan, dan belum bisa memberikan efek jera. Kick it Out akan menghubungi badan disiplin UEFA, mencoba berbagi pandangan.
"Dalam padangan kami, UEFA melewatkan kesempatan untuk mengirimkan pesan tidak ada kompromi bagi pelaku rasisme dan diskriminasi," demikian pernyarataan organisasi tersebut.
FARE (Football Against Racism in Europe) lebih ekstrem lagi. Menurut jaringan tersebut, seharusnya Bulgaria dicoret dari kualifikasi Piala Eropa 2020. Direktur Eksekutif FARE, Piara Powar menilai kejadian dalam laga kontra Inggris, menunjukkan ketidakmampuan BFU dalam menangani ulah suporter sendiri.
Pasalnya bukan baru pertama fan Bulgaria melalukan aksi tak terpuji. Mereka juga berulah saat the Lions bertemu Kosovo dan Republik Ceska. Akibat dari aksi negatif itu, sebagian tribun di stadion kandang negara Eropa Tenggara tersebut, ditutup.