Kamis 31 Oct 2019 07:35 WIB

Idham Azis: Radikalisme Bukan Islam

Poltikus PKS sebut ada kesan dilapangan umat Islam seperti berjarak dengan kepolisian

Red: Budi Raharjo
Ketua Komisi III DPR Herman Hery (keempat kiri depan) bersama sejumlah anggota berfoto dengan Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Aziz (keempat kanan depan) di kediaman pribadi Idham Azis di Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Ketua Komisi III DPR Herman Hery (keempat kiri depan) bersama sejumlah anggota berfoto dengan Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Aziz (keempat kanan depan) di kediaman pribadi Idham Azis di Jakarta, Rabu (30/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon kepala Polri Idham Azis menegaskan, radikalisme tidak bisa dikaitkan dengan agama Islam. Pernyataan ini disampaikan Idham saat menjawab pertanyaan dalam uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) sebagai kapolri di Komisi III DPR pada Rabu (30/10).

"Radikalisme tidak bisa diidentikkan dengan Islam. Radikalisme itu kelompok atau oknum. Tidak bisa radikalisme itu membawa simbol agama," kata Idham.

Baca Juga

Komisi III DPR sepakat menyetujui Komjen Idham Azis diangkat menjadi kapolri menggantikan Jenderal Tito Karnavian. Kesepakatan itu diraih secara aklamasi dalam rangkaian uji keptutan dan kelayakan terhadap Idham.

"Semua fraksi berkesimpulan bahwa tidak perlu lagi membuat pandangan fraksi. Namun, keputusan yang diambil semua poksi mengambil keputusan aklamasi untuk menyetujui Saudara Komjen Idham Azis menjadi kepala Kepolisian Republik Indonesia," kata Ketua Komisi III Herman Herry. Selanjutnya, pimpinan Komisi III meminta agar pimpinan DPR langsung menggelar paripurna hari ini, Kamis (31/10).