REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) meminta pemerintah melakukan percepatan penyelesaian infrastruktur Tol Cibitung-Cilincing. Pasalnya, keberadaan jalan tol tersebut bisa menambah produktivitas usaha.
"Kita minta percepatan Tol Cibitung-Cilincing karena kalau tidak, kita stack di Simpang Susun Cikunir itu biang macetnya," kata Wakil Ketua Aptrindo, Kyatmaja Lookman di Jakarta, Kamis (31/10).
Simpang Susun Cikunir, tepatnya di lintasan sekitar Jatiasih Kota Bekasi, Jawa Barat, menjadi simpul pertemuan kendaraan dari Tol Lingkar Luar Jakarta dengan Tol Jakarta-Cikampek. Titik ini memang diketahui sebagai 'biang' kemacetan.
Tepat di Simpang Susun Cikunir, terjadi penyempitan lajur kendaraan di KM 45.500A dari semula tiga lajur kendaraan menjadi dua lajur kendaraan. Pengendara pun harus menurunkan kecepatan laju rata-rata 0 hingga 30 KM/jam hingga memicu kepadatan lalu lintas.
"Sepuluh tahun lalu truk kami bisa 20 sampai 25 ritase per bulan, sekarang berkurang jadi 12 sampai 16 ritase per bulan produktivitas turun 40 persen," katanya.
Tol Cibitung-Cilincing sepanjang 34 kilo meter ini akan masuk dalam sistem besar jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II. Tol ini pun menjadi ruas terpanjang dalam JORR II, dan akan menghubungkan kawasan industri di timur Jakarta ke pesisir pelabuhan di Jakarta Utara.
"November nanti Tol Jalarta Elevated selesai, apalagi kalau Tol Cibitung-Cilincing dipercepat selesainya, mudah-mudahan bisa lebih baik trip kita," katanya.