Kamis 31 Oct 2019 12:03 WIB

Oliver Stone Puji Peran Putin di Suriah

Oliver Stone menilai Putin sangat peduli dengan perdamaian.

Rep: Puti Almas/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan sutradara asal AS Oliver Stone (kanan).
Foto: EPA
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan sutradara asal AS Oliver Stone (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Sutradara asal Amerika Serikat (AS) Oliver Stone memuji Presiden Rusia Vladimir Putin atas peran yang dilakukan negaranya untuk membuat Timur Tengah menjadi stabil. Secara khusus, ia menghargai langkah yang diambil Rusia, dengan menempatkan pasukan di Suriah, mengisi kekosongan setelah tentara dari Negeri Paman Sam keluar dan meninggalkan sekutu di sana.

Selama ini, pembuat film Wall Street itu telah lama dikenal karena pandangannya yang tajam atas kebijakan luar negeri Amerika. Namun, komentar Stone kali ini datang saat menghadiri acara forum Future Investment Initiative di Arab Saudi, negara yang dikenal berlawanan dengan Presiden Suriah Bashar Al Assad.

Baca Juga

Sebelumnya Putin juga berkunjung ke Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi, serta Uni Emirat Arab dan menunjukkan perbedaan pandangan atas perang yang terjadi di Suriah sejak 2011. Ia masih mengindikasikan bahwa Rusia terus mendukung kekuasaan Assad dan dengan demikian, perdamaian dapat tercipta kembali.

Tidak jelas apakah sebenarnya Stone mengetahui dengan baik posisi Putin dan Rusia, sebelum membuat pernyataan itu. Namun, sutradara yang pernah menerima penghargaan Oscar itu mengatakan bahwa Putin sangat peduli dengan perdamaian, karena Rusia berusaha mencegah teroris.

Meski demikian, banyak aktivis mengatakan serangan udara yang diluncurkan Rusia telah berulangkali menargetkan rumah sakit dan tempat bagi warga sipil lainnya selama perang Suriah. Hal ini berulangkali dibantah oleh Moskow.

Pada awal bulan ini, AS menarik pasukan dari wilayah utara Suriah, yang membuat Pasukan Demokratik Suriah atau Syrian Democratic Forces (SDF) yang dipimpin Kurdi haarus berjuang sendirian tanpa dukungan militer dari Negeri Paman Sam. Langkah ini membuat serangan ofensif dari Turki yang menargetkan Kurdi datang, meski pada akhirnya membuat ancaman terhadap warga sipil semakin meluas.

Sementara itu, dalam sesi di forum Future Investment Initiative, Stone juga mengungkapkan bahwa dirinya harus pergi dari kediamannya karena kebakaran hutan di California. Selain itu, ia mempromosikan ide adanya pembangkit listrik tenaga nuklir dan mengatakan Lee Harvey Oswald, pelaku pembunuhan mantan presiden AS John F. Kennedy sebagai agen CIA, dilansir dari Fox News.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement