REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Nasdem Saan Mustofa menegaskan pertemuan antara Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar Rabu (30/10) hanyalah pertemuan silaturahmi kebangsaan. Partai Nasdem ingin memastikan bahwa PKS bebas dari kelompok radikal dan intoleran.
"Kita ingin memastikan bahwa PKS clear bahwa PKS tidak sama sekali ditunggangi dan tidak memberikan ruang dan tempat kepada kelompok-kelompok seperti itu," kata Saan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kamis (31/10).
Sekretaris Fraksi Partai Nasdem tersebut juga mengungkapkan ada titik temu dari pertemuan tersebut terutama terkait sikap terhadap Pancasila dan NKRI.
"Kita semua dan PKS, semua itu (Pancasila dan NKRI) sudah sesuatu yang final, tidak bisa diutak-atik dan bagaimana turunan dari sesuatu yang final itu PKS dan Nasdem tidak memberikan ruang dan tempat bagi kelompok-kelompok yang intoleran, radikalisme dan terorisme. Itu satu hal yang jadi kesepakatan antara Nasdem dan PKS," tuturnya.
Menurutnya kesepakatan tersebut penting untuk memberikan jaminan kepada masyarakat, bahwa PKS dan Nasdem punya komitmen kebangsaan.
Sementara itu Anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem Lestari Moerdijat membantah bahwa pertemuan kemarin membicarakan koalisi antara Nasdem dan PKS pada pilkada 2020. Menurutnya pilkada 2020 masih terlalu jauh dibahas saat ini.
"Masih jauh, dan kalau bicara pilkada dinamikanya cair sekali di bawah, kita gak bisa memaksakan dinamika. Bisa juga kami nanti maju melalui independen karena kursi kurang, sangat bisa, jadi tidak berbicara dalam konteks itu," katanya.
Senada dengan Saan, ia menuturkan bahwa pertemuan kemarin membicarakan bagaimana sama-sama menyatukan pikiran untuk menjaga Indonesia dalam konteks kebangsaan. Keduanya ingin memastikan bahwa tidak akan memberikan ruang kepada radikalisme, intoleransi.
"Dan bahwa kedua partai ini dan seluruh jajaran partainya tidak bergeser dari semangat NKRI dan menjunjung tinggi UUD 1945 dan Pancasila," ungkap wakil ketua MPR tersebut.