REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) makin serius menyediakan listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). PJB bahkan berencana membangun banyak proyek pembangkit EBT.
Direktur Utama PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Iwan Agung Firstantara mengungkapkan, PJB telah memproduksi 1.250 MW listrik berbasis EBT dari total 14 ribu megawatt (MW) listrik yang dikelola oleh perusahaan. Salah satu sumbernya berasal dari PLTA Cirata yang memiliki pembangkit berkapasitas 1.008 MW.
Hingga kini, menurut Iwan, PJB terus berusaha mengembangkan listrik EBT. Pihaknya sedang menyiapkan beberapa uji coba proyek pembangkit berbasis campuran EBT, di antaranya co-firing dan pemanfaatan energi air di sejumlah waduk di Indonesia. Timnya sudah memetakan daerah aliran sungai (DAS) yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air.
“Dari yang sedang dikembangkan, masih ada 800 MW lagi yang saat ini sudah konstruksi. Jadi, kontribusi produksi listrik EBT kami akan terus bertambah, termasuk untuk PLTA, kami sudah petakan waduk-waduk mana saja yang potensial,” ungkap Iwan di sela-sela acara PJB CONNECT 2019, Selasa (29/10).
Co-firing bisa menjadi alternatif energi yang lebih ramah lingkungan karena memanfaatkan pembakaran biomassa bersama dengan bahan baku fosil pada pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. “Uji coba co-firing ini sedang kami lakukan di PLTU Paiton dengan menggantikan sebagian batu bara dengan wood pellet secara bertahap yang saat ini penggunaannya baru tiga persen dari target lima persen,” kata Iwan.
PJB juga sedang menyiapkan kajian dan uji coba PLTU tipe circulating fluidized bed (CFB) di Sumatra berkapasitas 510 MW. PLTU ini diyakini bisa co-firing sampai 30 persen dengan menggunakan cangkang kelapa sawit atau biomass lainnya.
Uji coba proyek EBT lainnya, menurut Iwan, dilakukan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB di sekitar PLTA Tulungagung. PJB juga sudah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 1,0 MW di PLTA Cirata sebagai pusat studi. Tidak lama lagi menyusul pengembangan PLTS Terapung di Waduk Cirata.
“Untuk memaksimalkan curah hujan di daerah aliran Sungai Citarum, kami memanfaatkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sehingga diharapkan bisa meningkatkan produksi listrik di PLTA Cirata,” ujarnya.
Menurut Iwan, pemerintah memberikan dukungan yang luar biasa dalam pengembangan EBT. Karena itulah perusahaan juga makin serius menggarap energi listrik berbasis EBT.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana menjelaskan, pemerintah makin serius meminta PLN dan seluruh anak usahanya mengembangkan listrik EBT. “Silakan mengajukan proposal dan proyeknya ke pemerintah. Soal kajian ekonominya juga bisa kita diskusikan bersama,” ujarnya.
Menteri ESDM Arifin Tasrif, jelas Rida, bahkan sudah memberikan perintah agar PLN dan anak-anak usahanya memperbanyak pasokan listrik dari EBT. “Uji coba harap diselesaikan, misalkan perlu insentif atau anggaran, bisa ajukan ke pemerintah karena kalau berbau lingkungan tidak akan ditentang,” ungkap Rida.