REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) menembakkan dua proyektil ke Laut Timur, Kamis (31/10). Hal itu dikonfirmasi oleh militer Korea Selatan (Korsel).
“Korut menembakkan dua proyektil tak dikenal ke arah Laut Timur (Laut Jepang),” kata Kepala Staf Gabungan Korsel, dikutip laman kantor berita Korsel, Yonhap.
Menurut militer Korsel, proyektil ditembakkan dari daerah di Provinsi Pyongan Selatan. “Militer kami memantau situasi jika ada peluncuran tambahan dan mempertahankan postur kesiapan,” katanya.
Tak ada data atau keterangan lain mengenai peluncuran proyektil tersebut, termasuk jenis proyektil dan jangkauan penerbangan. Sementara itu penjaga pantai Jepang yang mendeteksi peluncuran proyektil telah meminta semua kapal di Laut Jepang untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan berita tersebut.
Pada 2 Oktober lalu, Korut melakukan uji coba rudal balistik berbasis kapal selam atau submarine-launched ballistic missiles (SLBM) tipe terbaru. Rudal itu bernama Pukguksong-3.
Ahli pertahanan dari the Korea Defense and Security Forum yang berbasis di Seoul, Korsel, Shin Jong-woo mengatakan rudal Pukguksong menunjukkan adanya kemajuan teknis yang dicapai Korut. “Rudal Pukguksong-3 tampaknya lebih besar dan lebih panjang dari versi sebelumnya. Berbeda dari rudal Pukguksong-1, rudal yang baru dikembangkan juga tampaknya tidak memiliki sirip yang memutar karena digunakan pada rudal atau bom konvensional untuk meningkatkan kemudi serta presisi. Penyisihan hal itu menunjukkan stabilitas penerbangannya,” kata Shin.
Dia melihat Pukguksong-3 memiliki desain yang mirip dengan rudal JL-2 SLBM China. “Kemiripan luar dengan rudal China berarti Korut bertujuan mengamankan SLBM yang dapat membawa beberapa hulu ledak,” ujarnya. Shin mengatakan JL-2 SLBM milik China dapat membawa tiga hingga delapan hulu ledak.
Sejauh ini Korut telah melakukan 12 kali uji coba senjata semacam itu. Hal tersebut dikhawatirkan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.