REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit hingga akhir tahun ini diperkirakan akan melambat. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan pertumbuhan kredit hanya berkisar 10 persen.
"Kalau kita lihat pertumbuhan kredit tahun lalu kelihatannya memang ada tanda tanda bahwa akan melambat," ujar Wimboh dalam acara CEO Networking 2019, Kamis (31/10).
Meski demikian, menurut Wimboh, tahun depan masih ada peluang besar bagi kredit untuk bertumbuh. Wimboh optimistis, pertumbuhan kredit masih bisa terjaga di level dua digit.
Wimboh menggambarkan, kondisi serupa sempat terjadi pada 2017 dimana pertumbuhan kredit hanya mencapai 8 persen. Namun di 2018, pertumbuhan kredit kemudian naik hingga 11 persen.
Secara umum, Wimboh menjelaskan, pertumbuhan kredit sektoral berada dalam kondisi baik. Bahkan, ada beberapa sektor yang berpotensi besar untuk tumbuh diantaranya pertanian yang mencapai 19,6 persen.
Selain itu, lanjut Wimboh, sektor yang juga mengalami pertumbuhan kredit tinggi yaitu konstruksi. Hal ini sejalan dengan masifnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah beberapa tahub belakang.
"Pembangunan dari daerah yang cukup masif ini tentunya akan menimbulkan pertumbuhan kredit konsumsi yang cukup besar," tutur Wimboh.
Wimboh mengungkapkan, dari semua sektor, pertumbuhan tertinggi berasal dari kredit investasi. Menurut Wimboh, pertumbuhan kredit investasi mencapai 12,8 persen.
Secara total, Wimboh menargetkan pertumbuhan kredit tahun depan dapat mencapai 12-13 persen. Sebagai informasi, hingga Oktober tahun ini, pertumbuhan kredit baru mencapai 8 persen.