Kamis 31 Oct 2019 22:51 WIB

In Picture: Kemarau Berkepanjangan di Cibarusah (2)

.

Rep: Thoudy Badai/ Red: Yogi Ardhi

(FOTO : Thoudy Badai)

Seorang ibu memandikan anaknya di aliran sungai Cipamingkis, Cibarusah. (FOTO : Thoudy Badai)

Warga memanfaatkan air kolam sebagai sumbar air MCK. (FOTO : Thoudy Badai)

Warga Desa Ridogalih mencari air dari kubangan. (FOTO : Thoudy Badai)

Warga Desa Ridomanah Rustam mengangkut air dari aliran sungai CIhoe yang juga mengering. (FOTO : Thoudy Badai)

Bunga liar rimbuh di antara tanah yang retak akibat kekeringan. (FOTO : Thoudy Badai)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Air menjadi barang langka bagi mereka. Untuk empat jeriken air mereka harus rela berjalan sejauh 1 kilometer. Air tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Ya buat keperluan mandi, cuci, masak juga ya di situ. Lumayan jauh jaraknya kalo buat ngambil air di galian sungai Cihoe, hampir 1 kilometer " tutur Gustam warga Desa Sirnajati yang hampir 20 tahun memikul air setiap musim kemarau tiba.

Kekeringan di Cibarusah bukan hanya kali ini, bahkan sejak dari puluhan tahun silam. Kawasan tersebut termasuk daerah rawan kekeringan air hingga pasokan air minum dari pemerintah pada musim ini sangat diharapkan.

sumber : Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement