SUMUR BANDUNG, AYOBANDUNG.COM -- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2019, jumlah masyarakat miskin di Jawa Barat (Jabar) total mencapai 3,4 juta jiwa. Hal tersebut setara dengan 6,9 persen dari total jumlah penduduk yang saat ini mencapai 48,68 juta jiwa.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Jabar Daud Achmad mengatakan, jumlah tersebut terus menurun bila dibandingkan dengan lima tahun ke belakang. Sejak 2014, persentase warga miskin di Jawa Barat terus menurun sebanyak total 2,53 persen.
"Selama lima tahun, jumlah warga miskin di Jawa Barat turun sebanyak 216,63 ribu jiwa. Dari total warga miskin sebanyak 9,44 persen pada 2014 menjadi 6,91 persen pada 2019," ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Provinsi Jawa Barat di El Royale Hotel Bandung, Kamis (31/10).
AYO BACA : Warga Tak Mampu Bayar Iuran BPJS Kesehatan Ditanggung Negara
Daud menyebutkan, mayoritas warga miskin masih tersentralisasi di pedesaan. Sebanyak 9 dari 100 warga di pedesaan seluruh Jawa Barat tercatat sebagai warga miskin. Sementara, angka yang lebih rendah ditemukan di kota dimana sebanyak 6 dari 100 penduduk kota masuk ke dalam kategori miskin.
Bila diberi peringkat pada 27 kota dan kabupaten se-Jawa Barat, Daud mengatakan, Kota Tasikmalaya menduduki peringkat pertama sebagai daerah dengan penduduk miskin terbesar se-Jawa Barat. Sebanyak 12 persen dari total jumlah penduduk Kota Tasikmalaya masuk ke dalam kategori miskin.
"Sementara yang paling sedikit jumlah warga miskinnya adalah Depok dengan angka 2,14 persen," ungkapnya.
AYO BACA : JK: Pertumbuhan Ekonomi Tunjukan Penurunan Angka Kemiskinan
Mayoritas sektor pekerjaan dengan penduduk miskin di Jawa Barat berada pada sektor pertanian padi dan palawija (29%), disusul konstruksi (18%) dan perdagangan (10%).
Ketimpangan Tinggi
Sementara itu, Wakil Direktur Analisis Data dan Pemetaan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Widaryatmo mengatakan, ketimpangan kesejahteraan masyarakat di Jawa Barat tergolong tinggi.
Hal ini salah satunya tercermin dalam pertumbuhan pengeluaran penduduknya yang sangat berbeda antara 10% warga terkaya dengan 10% warga termiskin.
"Jabar mengalami penurunan kemiskinan yang drastis dalam 10 tahun terakhir, namun di periode yang sama, ketimpangan meningkat dan stagnan tinggi," ungkapnya ketika ditemui dalam kesempatan yang sama.
Hal yang perlu menjadi fokus di Jawa Barat, ia mengatakan adalah banyaknya angka warga yang rentan miskin. "Sebanyak 0,3% warga berada dalam kondisi rentan miskin. Kena inflasi sedikit atau kena PHK, langsung jatuh ke lubang kemiskinan. Ini yang harus jadi fokus," ungkapnya.
AYO BACA : Rokok Tingkatkan Kemiskinan dan Turunkan Kualitas SDM