Jumat 01 Nov 2019 09:00 WIB

Indonesia Masuk 10 Negara Penghasil Unicorn Terbanyak

Negara dengan jumlah unicorn terbanyak di dunia ditempati oleh China

Unicorn Indonesia
Foto: Republika
Unicorn Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada "Forum Archipelagic and Island States-Startup and Business Summit" (AIS-SBS) 2019 mengatakan bahwa berdasarkan data Hurun Research Institute, Indonesia masuk 10 negara penghasil unicorn terbanyak di dunia. Menko Luhut mengatakan usaha rintisan di bidang digital akan menjadi penggerak ekonomi dunia di masa depan.

"Indonesia masih jauh tertinggal dari China yang memiliki 206 unicorn, Amerika Serikat punya 203, India memiliki 21 unicorn, Inggris punya 13. Indonesia punya Gojek, Tokopedia dan Bukalapak tapi saya optimistis angka ini bisa terus meningkat," ujar Menko Luhut dalam rilis, Jumat (1/11).

Baca Juga

Menurut Luhut, usaha rintisan akan menjadi penggerak ekonomi Indonesia. Hal ini, ungkap Luhut, tidak terlepas dari peluang yang besar di sektor ekonomi digital di mana Indonesia memiliki 171 juta pengguna internet dan 130 juta pengguna smartphone.

Selain itu, ada ribuan bahkan jutaan produk kreatif Indonesia menunggu untuk dikelola sebagai produk digital. Ia berharap forum ini dapat membuka peluang kerja sama yang dapat membuat startup di negara-negara peserta AIS maju dan berkembang.

"Kita tunjukkan kepada teman-teman kita negara AIS bahwa Indonesia ini sedang berkembang, kalian juga bisa ajak startup-startup mudauntuk melakukan ini," katanya.

Pertemuan tingkat pejabat tinggi dan pertemuan tingkat menteri AIS Forum yang dilaksanakan di Manado hingga 1 November 2019 ini dihadiri oleh delegasi dari 23 negara yaitu Bahrain, Fiji, Komoro, Papua Nugini, Guinnea Bissau, Irlandia, Jamaica, dan Jepang.

Selanjutnya negara Kiribati, Madagascar, Maladewa, Malta, Marshall Island, Palau, Filipina, Samoa, Seychelles, Srilanka, Saint Kitss and Navis, Timor Leste, Tonga, Cabo Verde, Papua Nugini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement