REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Indonesia Jenderal Idham Azis mengatakan, Presiden Joko Widodo hanya berpesan agar ia terus bekerja. "Bapak presiden memberikan menyampaikan kepada saya kerja, kerja dan kerja," kata Idham di Istana Negara Jakarta, Jumat (1/11).
Ia menyatakan itu seusai dilantik Jokowi sebagai kepala Kepolisian Indonesia menggantikan Tito Karnavian yang diangkat sebagai menteri dalam negeri per 23 Oktober 2019. "Saya mensyukuri nikmat yang Allah telah berikan kepada saya, untuk dipercaya bapak presiden mengemban amanah ini selaku Kapolri. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi yang telah mempercayakan kepada saya untuk menjalankan tugas ini selaku Kapolri," kata Aziz.
"Saya akan meningkatkan dan melanjutkan pemantapan kerja sama bersama dengan TNI untuk menjaga keamanan ketertiban masyarakat di seluruh Indonesia ini," katanya.
Terkait program, ia mengaku sudah menyampaikan hal itu dalam uji kelayakan dan kepatutan di DPR. "Kalau masalah program saya, saya sudah paparkan ketika 'fit and proper' sehingga secara cepat akan saya tindaklanjuti setelah saya serah terima dengan Bapak Mendagri yang rencana akan dilaksanakan tanggal 6 November, hari Rabu," katanya.
DPR mengesahkan Azis menggantikan Karnavian dalam rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPR, Puan Maharani, di Gedung DPR pada Kamis (31/10). Sebelumnya, Komisi III DPR secara aklamasi telah menyetujui Azis di posisi itu setelah melakukan uji kepatutan dan uji kelayakan pada Rabu (30/10), di mana dia menyampaikan visi dan misinya.
Azis adalah lulusan Akademi Kepolisian pada 1988 yang jabatan terakhir dia sebelum ini adalah kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia dan pernah juga menjabat sebagai kepala Polda Metro Jaya. Ia tercatat pernah melumpuhkan dalang teror bom Bali, Dr Azahari, di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 2005.
Saat itu, dia menjabat kepala Unit Riksa Subden Investigasi DensusKepolisian Indonesia. Ia melaksanakan operasi yang dipimpin Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia (saat itu) Komisaris Jenderal Makbul Padmanegara.
Ia bertugas bersama Tito, Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel dan lainnya. Mereka pun mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Kepala Kepolisian Indonesia (saat itu), Jenderal Sutanto.