REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Penyelesaian kasus penyerangan dan pengrusakan terhadap sejumlah fasilitas di SMA Negeri 10 dan SMK Negeri 2 Bandung dilakukan secara kekeluargaan. Kedua belah pihak dari sekolah sudah bertemu dan akan mengadakan kunjungan untuk lebih mempererat tali persaudaraan.
Kepala Sekolah SMKN 2 Bandung, Tatang Gunawan mengaku peristiwa tersebut menjadi bahan pelajaran bagi seluruh pihak untuk memantau anak-anak. Menurutnya, pihaknya pun akan melakukan pembinaan kepada siswa di sekolahnya.
"Ini jadi pembelajaran bagi kita semua untuk memantau anak-anak. Semoga hal seperti ini tidak terulang," ujarnya saat berkumpul dengan perwakilan SMAN 10 Bandung dan Kapolrestabes Bandung di Mapolrestabes, Jumat (1/11).
Ia menegaskan, siswa mereka yang masih diamankan oleh aparat kepolisian dipastikan tidak akan dikeluarkan. Sebab dikhawatirkan siswa tersebut akan memiliki masa depan yang kurang baik. "DO tidak menyelesaikan masalah," katanya.
Kepala Sekolah SMAN 10 Bandung, Ade Suryaman mengatakan fasilitas yang mengalami kerusakan pada dua sekolah akan dibenahi oleh masing-masing sekolah. Bahkan disekolahnya sudah langsung dibenahi setelah kejadian tersebut berlangsung.
"Kami akan berkunjung ke SMKN 2 Bandung secepatnya, demi persaudaraan," katanya.
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Irman Sugema mengatakan pemeriksaan intensif masih dilakukan kepada 5 orang dari 13 orang yang diamankan. Hal itu dilakukan untuk pengembangan kasus tersebut dan untuk mengetahui orang yang berada dibelakang layar.