REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia U-16 Bima Sakti mengungkap sisi humanis Alfin Lestaluhu yang meninggal di Jakarta, Kamis (31/10) malam. Ia memiliki banyak kenangan dengan pemain kelahiran 2004 tersebut, termasuk lantunan azan Alfin yang merdu.
"(Alfin) pemain yang selalu tampil maksimal tanpa kenal kompromi, banyak kenangan indah di dalam dan diluar lapangan bersama Alfin, suara Azannya merdu sekali, selalu ceria," tulis Bima dalam akun Instagramnya, Jumat (1/11).
Bima menuturkan, Alfin merupakan pemain dengan mental yang kuat, meski baru membela timnas U-16 yang termasuk kategori junior. Saat adu penalti melawan Vietnam dalam Piala AFF 2019 di Thailand, Alfin merupakan pemain pertama yang menyatakan kesiapannya menjadi salah satu penendang penalti.
"Saya (merasa) malu mendengarnya dan berkata dalam hati, luar biasa mental anak ini. Karena saya di final SEA Games 1997 salah satu pemain yang nggak berani ambil penalti," tulis Bima.
Meski gagal mengeksekusi penalti, Alfin langsung menghampiri Bima dan meminta maaf. Setelah itu, Bima pun menyampaikan ke seluruh pemain dan ofisial untuk menyontoh keberanian Alfin menentukan pilihan dan bertanggung jawab. "Saya salut dan respect dengan perjuangan dan dedikasi Alfin," ujarnya.
Alfin merupakan pemain yang ikut berjuang dan mengantarkan Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia (AFC) tahun 2020. Berdasarkan keterangan dokter, Alfin meninggal karena encephalitis (infeksi otak) dengan hypoalbumin.
Gempa dengan kekuatan sebesar 6,5 skala Richter membuat banyak orang yang ada di sekitar Maluku terkena musibah, termasuk Alfin Lestaluhu. Alfin sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Ambon setelah mengungsi di tenda pascagempa. Karena kondisinya tak membaik, ia diterbangkan ke Jakarta dan dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita.