REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan penyedia layanan mobile on-demand dan pembayaran digital, Gojek memberikan peluang bagi para startup untuk mendapatkan investor dan juga bergabung dengan platform miliknya. Melalui program akselerator Gojek Xcelerate, Gojek akan melihat startup mana yang memiliki peluang bertemu dengan investor untuk mengembangkan bisnisnya.
Dalam setahun, Gojek menyediakan empat batch yang masing-masing terdiri dari 10 startup untuk diberi pembekalan guna mendapat investor. "Tujuannya bukan buat masuk aplikasi Gojek aja tapi nanti untuk di-match making sama investor. Ini startup kita kasih training jadi nanti punya pembekalan," ujar Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita dalam acara Gojek Xcelerate di Jakarta, Jumat (1/11).
"Di ujungnya mereka akan presentasi ke investor-investor. Dari situ kan kalau bagus investornya tertarik diharapkan sampai ke funding," lanjutnya.
Menurut Nila, pihaknya juga membuka kesempatan bagi para startup untuk menyalurkan layanannya di platform Gojek namun dengan syarat tertentu. "Kita punya yang namanya third party platform yang memberikan kesempatan pada pihak ketiga untuk menyalurkan atau menaruh layanannya di platform Gojek," jelas Nila.
Nantinya, kata Nila, ada syarat-syarat yang harus dilihat apakah ini sesuai dengan peminat keinginan dari karakter konsumen Gojek. "Tapi intinya kita terbuka," ucapnya.
Ada 86 startupAsia yang mendaftar Gojek Xcelerate gelombang kedua, dua di antaranya dari Indonesia dan delapan dari wilayah Asia seperti India, Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina dan China/Hong Kong.
Dua startup asal Indonesia adalah Populix, yakni startup penyedia jasa riset dan penyedia database yang membuka kesempatan para penggunanya untuk menjadi responden berbayar, serta startup Love and Flair yang bergerak di bidang e-commerce fesyen yang menawarkan beragam brand independen ternama.