Jumat 01 Nov 2019 21:03 WIB

Rajut Keberagaman Lewat Jambore Pemuda Indonesia

Pembukaan JPI 2019 diawali dengan pagelaran seni kabasaran oleh 2.000 siswa.

Pembukaan JPI 2019 diawali dengan pagelaran seni kabasaran oleh 2.000 siswa.
Foto: Istimewa
Pembukaan JPI 2019 diawali dengan pagelaran seni kabasaran oleh 2.000 siswa.

REPUBLIKA.CO.ID, TONDANO -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali membuka Jambore Pemuda Indonesia (JPI) di Stadion Maesa Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat (1/10) sore. Menpora berharap pelaksanaan jambore tersebut memberikan pesan dan dampak positif bagi para pemuda di Indonesia, terutama dalam menjaga toleransi keberagaman dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Pelaksanaan (jambore) ini harus membawa dampak positif bagi pemuda Indonesia. Sesuai target Presiden pembangunan sumber daya manusia, yang didalamnya akan menjadi prioritas termasuk pengembangan pemuda Indonesia," kata Zainudin.

Ia mengajak para pemuda yang menjadi utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, saling mengenal serta membangun kebersamaan sebagai generasi muda, yang mempunyai tanggung jawab menjaga keutuhan bangsa dan negara.

"Mari saling bertukar pengalaman sesama kalian. Apalagi kalian berasal dari latar belakang berbeda bangsa, suku, bahasa, tapi tetap kita satu. Pemuda Indonesia juga harus bisa menjaga kebhinekaan," ujar dia.

Ia menambahkan, berkaca dari sejumlah negara di dunia yang tidak bertahan dan harus bubar karena tidak bisa menjaga keutuhan dalam kehidupan berbangsa.

"Banyak contoh di negara lain yang tidak bisa menjaga persatuan mereka dan akhirnya harus terpecah. Kita bangsa Indonesia tidak boleh bermusuhan dan rasa  kebencian di antara anak bangsa. Kemenpora menyatukan seluruh pemuda," kata dia menjelaskan.

Ia pun berharap para pemuda yang mengikuti kegiatan tersebut dapat kembali ke daerahnya, dengan membawa pesan kebangsaan dan perdamaian.

Ketua Panitia JPI, yang juga Asisten Deputi Bidang Peningkatan Wawasan Pemuda Kemenpora, Arifin Madjid, dalam laporannya menyampaikan, jumlah peserta yang hadir 442 orang dari 34 provinsi di Indonesia.

"Ini merupakan agenda dari Kemenpora untuk mengumpulkan para pemuda di seluruh tanah air. Pada jambore tahun ini mengambil tema merajut keberagaman melalui jambore pemuda Indonesia," kata Arifin dalam rilisnya, Jumat (1/11).

Arifin mengatakan, para peserta akan mengikuti sejumlah agenda kegiatan antara lain, prosesi penyatuan air dan tanah, pawai budaya nusantara, pameran hasil kreasi, pentas seni, dan pengangkatan eceng gondok di Danau Tondano.

"Kegiatan yang kami persiapkan, selain mereka melaksanakan kegiatan dengan sesama para peserta, tapi juga mereka berinteraksi dengan masyarakat, lingkungan, serta mengenal budaya daerah di Minahasa," ujar dia.

Hadir dalam pembukaan kegiatan akbar tersebut, Gubernur Sulut Olly Dondokambey, jajaran pejabat Kemenpora, Bupati Minahasa Royke Roring bersama jajarannya, serta para Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga dari seluruh Indonesia.

Pada pembukaan JPI, diawali pagelaran seni tarian perang adat Minahasa, yaitu, Kabasaran yang diikuti sekira 2.000 siswa. Sementara pembukaan secara simbolis ditandai dengan pemukulan Tetengkoreng, alat musik tradisional Tondano.

JPI 2019 berlangsung 1-5 November 2019. Mengusung tema Merajut Keberagaman lewat Jambore Pemuda Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement