REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Data dari PBB menyebut sedikitnya 94 ribu warga sipil telah pulang ke daerah yang dibebaskan oleh operasi anti-teror Turki di Suriah Utara selama 10 hari belakangan ini, pada Jumat (1/11).
Menurut PPB, pada awal Operasi Perdamaian Musim Semi, ada lebih dari 200 ribu yang telah meninggalkan rumah mereka.
"Sekarang kita menyaksikan pergerakan pulang. Hari ini, ada sebanyak 94 ribu orang yang pulang ke berdagai daerah yang sekarang efektif berada di bawah kendali Turki," kata Jens Laerke, Juru Bicara Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), kepada Kantor Berita Turki, Anadolu.
Dia mengatakan masih tersisa lebih dari 100 ribu orang yang mengungsi.
"Kita dapat menyaksikan jumlah mereka bertambah. Dan jika kecenderungan itu berlanjut, tentu saja makin banyak orang dalam beberapa hari dan pekan akan pulang ke rumah mereka," kata Laerke.
Pada 9 Oktober, Turki melancarkan Operasi Perdamaian Musim Semi di Suriah Utara di sebelah timur Sungai Eufrat untuk mengamankan perbatasan Turki. Operasi itu beralasan untuk membantu kepulangan aman pengungsi Suriah dan menjamin keutuhan wilayah Suriah.
Laerke menggambarkan situasi di wilayah itu sebagai "dinamis". Pada 17 Oktober, Ankara setuju bersama Washington untuk menghentikan operasinya guna memungkinkan anggota YPG/PKK untuk mundur dari zona aman yang direncanakan.
Pada 22 Oktober, Ankara dan Moskow mencapai kesepakatan yang menjadi dasar bagi penarikan diri anggota YPG/PKK sampai 30 kilometer (18,6 mil) ke sebelah selatan perbatasan Turki dengan Suriah, dalam waktu 150 jam. Selain itu, pasukan keamanan Turki serta Rusia akan melakukan patroli gabungan di sana.
Dalam aksi lebih dari 30 tahun melawan Turki, PKK yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa dituding bertanggung jawab atas kematian 40 ribu orang, termasuk perempuan, anak-anak dan bayi. YPG adalah cabang PKK di Suriah.