Ahad 03 Nov 2019 04:06 WIB

BNPB Imbau Semua Pihak Jaga Alat Pendeteksi Tsunami

Alat IDSL yang terpasang di sekitar Pulau Sebesi, Lampung mengalami vandalisme.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Plh Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo
Foto: Republika TV/Muhamad Rifani Wibisono
Plh Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan beberapa waktu lalu terjadi vandalisme terhadap alat IDSL yang terpasang di sekitar Pulau Sebesi, Lampung. Terkait hal tersebut BNPB mengimbau semua pihak, khususnya masyarakat, untuk turut menjaga alat peringatan dini tsunami.

Perusakan dilakukan pada kabel aki pada Oktober lalu. Meskipun, saat itu kabel terpotong, alat masih dapat berfungsi karena menggunakan solar panel.

"Dapat dibayangkan apabila ada oknum yang sengaja merusak atau mengambil komponen alat ini sehingga tidak mampu lagi hidup dan memberikan sinyal peringatan dini," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, Sabtu (2/11).

Ia menuturkan, semua pihak didorong BNPB untuk turut mengawasi dan menjaga peralatan yang sangat vital dalam peringatan dini terhadap potensi bahaya tsunami. Saat ini, peralatan tersebut telah diperbaiki dan berjalan normal kembali.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Uni Eropa (JRC-EC) yang mengembangkan peralatan ini merekomendasikan ada pihak penjaga IDSL yang telah terpasang. Ini dimaksudkan KKP untuk mengantisipasi adanya tindakan vandalisme ke depan.

IDSL atau Inexpensive Device for Sea Level Measurement (IDSL) merupakan alat peringatan dini tsunami yang dikembangkan untuk memperkuat sistem peringatan dini tsunami di Indonesia. Saat ini, IDSL yang masih dalam kerangka penelitian telah terpasang di empat tempat, yaitu Marina Jambu-Banten, Pulau Sebesi - Lampung, Pangandaran dan Pelabuhan Sadeng, DIY.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement