Ahad 03 Nov 2019 06:52 WIB

Turki Tuduh Kurdi Ledakan Bom di Perbatasan Suriah

Bom mobil menewaskan 30 orang pada bulan lalu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasukan Turki memasuki wilayah Manbij, Suriah, Senin (14/10). Manbij merupakan wilayah Kurdi yang ditinggalkan oleh Pasukan AS.
Foto: Ugur Can/DHA via AP
Pasukan Turki memasuki wilayah Manbij, Suriah, Senin (14/10). Manbij merupakan wilayah Kurdi yang ditinggalkan oleh Pasukan AS.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sebuah bom mobil menewaskan selusin orang dan melukai 30 orang di pasar kota perbatasan Suriah yang amankan pasukan Turki bulan lalu. Menurut Turki, peristiwa tersebut merupakan serangan yang dilakukan oleh milisi Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi.

"Kami mengutuk serangan tidak manusiawi dari teroris berdarah PKK / YPG ini yang menyerang warga sipil Tel Abyad yang tidak berdosa yang kembali ke rumah dan tanah mereka sebagai hasil dari Operasi Mata Air Damai," kata kementerian pertahanan Turki melalui Twitter.

Baca Juga

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, pejuang pro-Turki dan warga sipil termasuk tewas dan terluka di Tel Abyad. Media milik Turki Anadolu mengatakan, 13 tewas setelah kendaraan bermuatan bom meledak.

Tel Abyad adalah salah satu dari dua kota perbatasan utama yang menyaksikan pertempuran terberat ketika Turki melancarkan serangan pada 9 Oktober melawan YPG Kurdi Suriah. Milisi ini telah bertahun-tahun bersekutu dengan Amerika Serikat dalam perang melawan ISIS.

Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin juga menuduh pelaku pemboman tersebut kepada YPG. Sedangkan Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang merupakan aliansi besar YPG, belum menanggapi tuduhan yang dilancarkan oleh Turki.

Ledakan itu terjadi setelah dua pekan kondisi tenang di Suriah timur laut. Bom ini pun terjadi sehari setelah pasukan Turki dan Rusia mulai patroli darat bersama, di bawah kesepakatan antara kedua negara yang berusaha mendorong  YPG  dari perbatasan Turki.

Sementara Rusia mengatakan, YPG telah mundur ke setidaknya 30 km dari perbatasan berdasarkan kesepakatan itu. Turki bersikap skeptis dan mempertimbangkan serangan baru jika merasa anggota milisi tersebut tetap ada.

Kurdistan Workers Party (PKK), yang berbasis di Turki, ditunjuk sebagai kelompok teroris oleh Turki dan sekutu Baratnya. Turki menganggap YPG sebagai kelompok teroris karena hubungannya dengan militan PKK Kurdi di Turki tenggara.

Beberapa hari setelah keputusan mendadak Presiden Donald Trump pada 6 Oktober untuk menarik pasukan AS dari timur laut Suriah, Turki dan gerilyawan sekutu Suriah meluncurkan serangan lintas-perbatasan dan menguasai Tel Abyad dan sekitar 120 km (75 mil) tanah di sepanjang perbatasan. .

Kesepakatan gencatan senjata pertama kali dicapai Ankara dengan Washington. Kemudian, Turki melakukan perjanjian dengan Moskow untuk menghentikan pertempuran dalam beberapa pekan terakhir. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan, sekitar 300 ribu orang telah terlantar dan 120 warga sipil tewas akibat serangan.

Serangan itu pun dikecam oleh sejumlah negara di Barat dan Timur Tengah. Membuat pemberontak Tentara Nasional Suriah yang didukung Turki sebagian besar telah mengendalikan Tel Abyad.

Kementerian pertahanan Turki menerbitkan foto-foto beton dan puing-puing yang menumpuk di sebuah jalan di kota. Anadolu mengatakan, beberapa dari mereka yang terluka dalam ledakan itu dirawat di kota Sanliurfa, Turki, 55 km di utara.

Pada hari Rabu, Presiden Tayyip Erdogan mengatakan, Turki memiliki informasi bahwa YPG belum menyelesaikan penarikan dari wilayah perbatasan. Dia telah memperingatkan Turki berhak untuk melanjutkan serangan. Dwina Agustin/reuters

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement