REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Status tanggap darurat kekeringan di Kota Tasikmalaya telah dinyatakan berakhir per 31 Oktober 2019. Rintik hujan juga sudah mulai turun di Kota Tasikmalaya sejak Kamis (31/10) sore.
Kendati demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya masih menerima permintaan air bersih dari masyarakat hingga Ahad (3/11). Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya Ucu Anwar mengatakan, hampir seluruh wilayah kecamatan masih meminta bantuan air bersih.
"Karena intensitas hujan juga masih rendah, belum tinggi. Belum ada serapan air ke dalam tanah," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Ahad.
Ia menyebutkan, permintaan distribusi air bersih datang dari Kecamatan Mangkubumi, Kawalu, Purbaratu, juga Tamansari. Wilayah itu, berdasarkan data BPBD, merupakan kecamatan yang paling terdampak kekeringan di Kota Tasikmalaya.
BPBD, kata dia, juga masih melakukan penyaluran air bersih ke masyarakat. Ia menyatakan, status tanggap darurat kekeringan per 31 Oktober.
Hal itu telah sesuai dengan Surat Keputusan Wali Kota Tasikmlaya, yang menyatakan status tanggap darurat kekeringan hanya berlaku dari 1 Juli hingga 31 Oktober. "Rencana perpanjangan itu hanya informasi dari BMKG kalau kekeringan akan berlangsung sampai 20 hari ke depan. Tapi SK Wali Kota hanya dari 1 Juli sampai 31 Oktober," kata dia.
Ucu mengatakan, selama tanggap darurat kekeringan, BPBD telah menyalurkan lebih dari 6 juta liter air bersih. Angka itu meningkat tiga kali lipat dibanding kekeringan pada 2018.
"Tahun lalu hanya salurkan 2,3 juta liter air bersih. Tahun ini sudah hampir 7 juta liter," kata dia.
Sementara itu, lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) cabang Tasikmalaya masih terus melakukan pendistribusian air selama tiga hari ke belakang. Sekitar 36 ribu liter air bersih dikirimkan ke beberapa wilayah di Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Banjar.
Ia mencontohkan, penyaluran juga dilakukan ke Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik, kabupaten Tasikmalaya. Menurit dia, selama tujuh bulan lamanya daerah itu terdampak kekeringan, sehingga menyulitkan masyarakat untuk menjalankan kegiatan sehari-harinya.
"Meskpiun sebagian wilayah di Tasikmalaya sudah turun hujan, tapi belum terlalu signifikan, dan di beberapa daerah masih mengalami krisis air bersih seperti di Desa Cipondok, Dawagung, Cineam, Cintaraja Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Banjar," kata staf program ACT Tasikmalaya, Fauzi Ridwan.
Ia menambahkan, program distribusi air bersih di Priangan timur ini akan tetap berjalan hingga semua masyarakat benar-benar tidak kesulitan mendapatkan air bersih. Menurut dia, hujan belum merata dan belum secara signifikan turunnya.