Ahad 03 Nov 2019 19:18 WIB

Islamofobia di Jerman Meningkat, Muslim Merasa tak Nyaman

Jerman telah menjadi saksi pertumbuhan Islamofobia dalam beberapa tahun terakhir.

Muslim Jerman
Muslim Jerman

REPUBLIKA.CO.ID,  BERLIN-- Ketua Dewan Islam di Berlin, Burhan Kesici beranggapan bahwa komunitas Muslim di Jerman mulai merasa tidak aman. Pasalnya, intensitas islamodobia telah meningkat seiring waktu.

"Tahun ini ada lebih dari 80 serangan terhadap komunitas masjid di Jerman. Situasi keamanan sangat tegang. Muslim tidak merasa cukup aman,” ujar dia seperti dilansir Anadolu Agency, Ahad (3/11).

Baca Juga

Terlebih menurut dia, pembicaraan dengan otoritas keamanan telah mengindikasikan tidak adanya konsep keamanan yang cukup. Padahal, sambung dia, otoritas keamanan seharusnya mampu bekerja lebih dekat dengan masyarakat, baik itu untuk mengembangkan konsep keamanan ataupun sekedar saran.

"Jika tidak, umat Islam setempat kehilangan kepercayaan pada agen keamanan, karena perlindungan yang dikaburkan," tambahnya.

Pernyataan Kesici itu menyusul evakuasi paksa oleh kepolisian dari sebuah masjid di kota Cologne, Jerman, sehari sebelum ada ancaman bom pada Kamis lalu.

Sementara itu, ketika ditanya terkait ancaman bom di masjid. Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Steve Alter, mengatakan bahwa Menteri, juga sudah berulang kali menyatakan keprihatinan dan melakukan berbagai upaya, tentang serangan di lembaga keagamaan dalam beberapa pekan terakhir.

Meskipun ketika pencarian dan pengerahan tim khusus yang disertai anjing pelacak di seluruh kompleks masjid itu, tidak ditemukan bom atau ancaman sama sekali. Hingga kini, ancaman tersebut menjadi yang kedua kali dalam empat bulan terakhir, di mana kelompok umbrella Muslim Turki DITIB, diancam dengan serangan bom.

Pada Juni lalu, ancaman bom juga telah dikirim melalui email oleh organisasi sayap kanan. Dalam prosesnya, ada juga pemaksaan evakuasi pengunjung dan staf di kompleks masjid, meskipun akhirnya diketahui itu adalah hoax.

Lebih jauh, hingga kini Jerman telah menjadi saksi pertumbuhan Islamofobia dalam beberapa tahun terakhir. Utamanya, yang dipicu oleh propaganda kebencian partai-partai sayap kanan. Selain itu, lebih dari 100 masjid dan institusi keagamaan juga diserang oleh ekstrimis sayap kanan pada 2018 lalu.

Polisi bahkan mencatatkan ada sekitar 813 kejahatan rasial terhadap Muslim tahun lalu. Jumlah itu termasuk penghinaan verbal, surat ancaman dan serangan fisik yang menyebabkan cedera setidaknya 54 Muslim.

Sebagai negara berpenduduk lebih dari 81 juta orang, Jerman adalah rumah bagi masyarakat Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Perancis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement