REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu waktu Ibnu Umar radhiya Allahu `anhu bertanya kepada Rasulul lah SAW, Apa yang bisa menjauhkan aku dari murka Allah `Azza wa Jalla? Rasul langsung menjawab, Jangan marah!
Dalam riwayat lain disebutkan, orang yang menahan marah padahal dia sanggup melampiaskannya, akan dipanggil Allah di hadapan semua makhluk dan disuruh memilih bidadari yang mana saja dia suka. Lain waktu, Rasulullah SAW sampai mengulang tiga kali sabdanya, ketika salah seorang sahabat meminta nasihat kepada beliau. Jangan marah!Bahkan, beliau menyampaikan kabar gembira bagi orang yang mampu menahan marah. Dan bagimu adalah surga!
Marah adalah nyala api dari neraka. Seseorang pada saat marah, mempunyai kaitan erat dengan penghuni mutlak kehidupan neraka, yaitu setan saat ia mengatakan, Saya lebih baik darinya (Adam--Red); Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah. (QS alA'raf: 12). Tabiat tanah adalah diam dan tenang, sementara tabiat api adalah bergejolak, menyala, bergerak, dan berguncang.
Marah berarti mendidih dan bergolaknya darah hati yang terlam piaskan. Oleh sebab itu, bila sedang marah, api amarah menyala dan mendidihkan darah hatinya lalu menyebar ke seluruh tubuh.