REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) membukukan laba bersih sebesar Rp 349,496 miliar pada kuartal ketiga 2019. Perusahaan sempat mencatatkan rugi pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,221 triliun.
"Perolehan laba Perseroan adalah catatan yang bagus. Sebab, tahun lalu Perseroan masih mencatat rugi Rp 1,2 triliun," kata Direktur Utama BNBR, Anindya Novyan Bakrie dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (4/11).
Pada periode itu, lanjut dia, perseroan berhasil menghimpun pendapatan sebesar Rp 2,473 triliun, naik sebesar 6,16 persen dibanding perolehan revenue di periode sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 2,329 triliun.
"Kami dapat menjaga konsistensi kinerja positif sejak semester pertama lalu. Pada kuartal ketiga ini, BNBR kembali mencetak laba dan ini sangat menggembirakan bagi para pemangku kepentingan, terutama investor," katanya.
Ia menilai kinerja anak perusahaan yang semakin baik memberikan kontribusi positif terhadap perseroan. "Sejak akhir Desember 2018 hingga pertengahan 2019, beberapa unit usaha menampilkan performa lebih bagus dibanding waktu-waktu sebelumnya," katanya.
Selain itu, lanjut Anindya, sejak beberapa tahun belakangan ini BNBR juga konsisten melakukan berbagai upaya perbaikan posisi keuangan, utamanya dengan merestrukturisasi utang serta menjalankan program cost reduction dan efisiensi besar-besaran di tingkat operasional anak-anak usaha.
"Secara bertahap, kinerja BNBR berhasil kita perbaiki dan ditingkatkan. Beban utang secara konsisten terus berkurang dan nilai aset meningkat. Tahun lalu, kita juga melakukan konversi sebagian utang menjadi saham dan ini turut meringankan beban secara cukup signifikan," paparnya.
Tercatat dalam Laporan Keuangan kuartal ketiga tahun ini, beban utang dan bunga perseroan berkurang menjadi Rp 129,121 miliar, dibandingkan periode sama tahun 2018 sebesar Rp 344,630 miliar. "Inilah salah satu bukti dan buah keberhasilan restrukturisasi keuangan perseroan beberapa tahun terakhir," katanya.