Senin 04 Nov 2019 11:32 WIB

Pengamat: Manuver Politik Nasdem karena Situasi Politik

Manuver politik NasDem karena situasi politik yang kurang menguntungkan.

[Ilustrasi] Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman berpelukan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10).
Foto: Republika/Prayogi
[Ilustrasi] Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman berpelukan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Yusa Djuyandi menilai manuver politik yang dilakukan NasDem karena situasi politik yang kurang menguntungkan. Nasdem telah menemui PKS dan akan dilanjutkan ke PAN dan Demokrat.

"Saya melihat silaturahmi politik ini selain untuk menjaga hubungan baik antarpartai, juga karena situasi politik yang kurang menguntungkan bagi NasDem," kata Yusa dihubungi di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Yusa mengatakan NasDem berkontribusi cukup besar dalam memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf. Namun, kursi kabinet yang diperoleh NasDem boleh jadi kurang ideal.

"Jumlah kursi yang diperoleh NasDem bisa dikatakan kurang ideal bagi mereka. Ini karena Gerindra pada akhirnya ikut berkoalisi," katanya.

Hal tersebut, menurut dia, bisa menyebabkan NasDem melakukan manuver politik menemui PKS. Selain itu, kata dia, NasDem juga mungkin tengah berupaya membangun komunikasi politik untuk Pemilu 2024.

Beberapa bulan lalu, NasDem pernah mengundang Anies Baswedan. Seperti diketahui bahwa PKS menjadi partai pengusung Anies saat Pilgub DKI, ditambah oleh PAN saat putaran kedua.

"Komunikasi politik bisa dibangun oleh NasDem kepada PKS dan PAN, atau bahkan mungkin kelak Gerindra untuk melihat seperti apa prospek Anies pada tahun 2024," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum NasDem Surya Paloh melakukan silaturahmi politik ke DPP PKS. Paloh dikabarkan juga akan bertandang ke DPP PAN dan Demokrat.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement