REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Transaksi fisik timah murni batangan melalui Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Future Exchange (JFX) mencapai 3.224 lot dengan nilai 261.598.139,36 dolar AS. Nilai transaksi ini terus mengalami peningkatan sejak bursa tersebut diluncurkan pada 25 Agustus 2019.
"Transaksi timah murni batangan dalam tiga bulan ini, merupakan hal yang sangat positif," kata Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang di Pangkalpinang, Senin (4/11).
Ia mengatakan sejak diluncurkan pada akhir Agustus 2019, perdagangan pasar fisik timah di Bursa Berjangka Jakarta banyak menarik perhatian investor. Transaksi perdana pada Agustus tahun ini sebanyak 915 lot atau 4.575 ton dengan nilai transaksi 72.689.475 dolar AS.
Transaksi timah murni batangan pada September 2019 sebanyak 1.254 lot atau 6.270 ton senilai 105.007.110 dolar AS atau mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Transaksi per 25 Oktober 2019 volume transaksi timah murni batangan melalui Bursa Berjangka Jakarta mencapai 1.055 lot dengan nilai transaksi 83.901.554,01 dolar AS.
"Ke depan kami optimis bahwa perdagangan pasar fisik timah terus meningkat, karena perdagangan pasar fisik timah di JFX banyak menarik perhatian investor," ujarnya.
Ia menargetkan sampai akhir 2020 total transaksi mencapai 72 ribu ton per tahun. "Kita bersama BUMN, PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), terus meningkatkan sinergitas membentuk harga timah pada bursa nasional yang akan menjadi acuan internasional," katanya.
Direktur Utama PT KBI (Persero) Fajar Wibhiyadi mengatakan perdagangan komoditas timah di Bursa Berjangka Jakarta ini dapat menjadi kesempatan yang besar untuk para pelaku di bisnis perdagangan timah batangan, baik di Indonesia maupun internasional.
"Saat ini Indonesia menyumbangkan kurang lebih 23 persen pasar timah dunia. Dengan adanya perdagangan timah di Bursa Berjangka Jakarta, diharapkan memberi pilihan untuk para pelaku bertransaksi," ujarnya.