REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tampak sumringah ketika tiba di halaman Sekolah Dasar Negeri Kenari 1, Jakarta Pusat, Senin (4/11). Berkemeja putih dan bawahan hitam, ia langsung disambut dengan seuntai bunga yang diberikan salah satu guru sekolah yang telah menantinya.
Kedatangan Sri kali ini bertepatan dengan kegiatan Kemenkeu Mengajar. Sejenak dirinya meninggalkan tugas sebagai Menteri Keuangan untuk menjadi guru salah satu kelas di SDN Kenari I.
Ia mengajarkan pengetahuan tentang apa itu Indonesia dan bagaimana mengelola keuangan agar negara dapat terus tumbuh dan mensejahterakan rakyatnya.
Kepada para siswa, Sri menanyakan pertanyaan mendasar, "Kita semua harus gotong royong membuat Indonesia maju. Tapi, butuh uang nggak? Membayar guru, membangun sekolah, jalan raya, itu pakai bim salabim atau pakai uang?" tanya Sri. Serempak seisi kelas yang diisi 20 murid langsung menjawab, "uang," seru murid.
Lantas, Sri pun bertanya kembali, darimana asal uang yang akan digunakan untuk membangun Indonesia. Jawaban murid cukup beragam. "Jual beli, Bu," teriak salah satu siswa.
Siswa lainnya menimpali, "Pajak, Bu. Cukai," kata siswa bersahut-sahutan. "Ya benar, pajak dan bea cukai" jawab sri sembari memberikan tepuk tangan.
Sri pun menyampaikan, mengumpulkan pajak merupakan tugas dari menteri keuangan sebagai bendaraha negara. Seorang menteri bertanggung jawab kepada presiden yang telah dipilih masyarakat untuk memajukan bangsa.
Oleh karena itu, seluruh sumber pendapatan negara, termasuk aset-aset negara yang tersebar dari Sabang sampai Merauke harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan negara.
Kepada awak media, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku, meski hanya dalam waktu yang singkat, kegiatan itu diyakini efektif dan bisa membekas di ingatan para siswa. Bahwa, untuk memajukan negara, semua pihak harus bekerja sama mengumpulkan sumber-sumber pendapatan negara yang dikelola dengan baik.
Ia juga melalukan metode role play, dimana siswa ditugaskan berperan sebagai menteri keuangan dan menteri-menteri lain agar dapat membayangkan tugas mengelola uang negara. "Melalui proses ini, kita harap mereka memiliki ingatan dan pemahaman bahwa negara ini harus diurus oleh kita sendiri," katanya.
Dirinya pun mengaku senang, karena siswa yang ditemui memiliki pengetahuan dasar yang baik. Minimal meski baru menginjak bangku sekolah dasar, murid-murid tanpa sadar telah mengenal negaranya sendiri dan cita-cita bersama adalah menuju masyarakat yang sejahtera.
"Dan, yang paling mengesankan, mereka tahu bahwa penerimaan pajak itu penting, meskipun pendapatan orang tua mereka akan dipotong. Ada satu siswa bilang tidak perlu, tapi teman-temannya bilang harus. Saya tanya, kenapa harus bayar pajak? Jawab mereka untuk kepentingan bersama. Itu solidaritas luar biasa yang keluar spontan," tutur Sri.
Bagi Sri, hal terpenting yang harus ditanamkan kepada para siswa sekolah dasar bahwa mengurus negara, apalagi yang berkaitan dengan keuangan harus atas dasar solidaritas yang tinggi. Masyarakat harus memenuhi kewajibannya membayar pajak kepada negara, pemerintah wajib mengelola pendapatan perpajakan yang berdampak pada kesejahteraan.
“Mereka memahami bahwa ternyata mengurus republik harus sama-sama. Kita harus mencintai, membesarkan, dan membangun. Ini menyenangkan, very, very wonderful,” ucapnya.
Kegiatan Kemenkeu Mengajar kali ini merupakan kali keempat. Kegiatan itu dilakoni langsung oleh seluruh jajaran Kementerian Keuangan di seluruh Indonesia. Terutama, Direktorat Jenderal Pajak, Bea dan Cukai, Perbendaharaan Negara, dan Kekayaan Negara. Kegiatan ini dilakukan tanpa menggunakan anggaran negara.
Setidaknya, terdapat lebih dari 3.500 relawan dari Kemenkeu yang terlibat langsung. Mereka mengajar di ribuan sekolah dasar yang tersebar di 34 provinsi dan menjangkau lebih dari 58 ribu siswa. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan fungsi-fungsi negara, terutama dalam mengelola uang negara dengan mudah.
Kepala Sekolah SDN Kenari 1, Lombardini, mengaku amat senang lantaran sekolah yang ia pimpin dikunjungi seorang menteri. Menurut dia, apa yang disampaikan oleh Sri Mulyani maupun jajarannya sangat berguna untuk menambah wawasan kebangsaan bagi para siswa.
“Pengetahuan tentang pengelolaan uang negara itu sangat penting, terutama tentang apa itu arti pajak,” katanya.