Senin 04 Nov 2019 15:57 WIB

Tingkat Kesejahteraan Petani Sulut Turun

Turunnya nilai tukar petani karena kenaikan harga komoditas yang dikonsumsi petani.

Ilustrasi petani
Ilustrasi petani

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Badan Pusat Statistik mencatat tingkat kesejahteraan petani di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami penurunan pada Oktober 2019.

"Hal tersebut tercermin pada Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulut pada Oktober sebesar 93,34 atau turun 1,25 persen dibanding September yang masih 94,52 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Ateng Hartono, Senin (4/11).

Baca Juga

Ateng mengatakan turunnya NTP ini disebabkan kenaikan harga komoditas yang dikonsumsi petani. Nilai NTP selama tahun kalender 2019 masih mengalami penurunan 2,15 persen, begitu pun dengan YoY (tahun ke tahun) juga turun 3,16 persen.

Sedangkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) pada Oktober naik 0,49 persen dari nilai 108,93 pada September menjadi 109,47 pada Oktober. Perkembangan NTP Sulut hingga Oktober 2019 masih berada di bawah 100.

Keadaan ini menunjukkan daya beli petani secara umum belum membaik dibanding kondisi pada 2012 (tahun dasar). Dari hasil pemantauan harga komoditas di pedesaan, secara umum dapat digambarkan turunnya nilai NTP sebesar 1,25 persen disebabkan oleh Indeks Harga yang dibayar Petani naik sebesar 1,86 persen.

Naiknya indeks ini lebih disebabkan oleh kenaikan harga komoditi yang dikonsumsi petani. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement