REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Pesantren menjadi benteng yang sangat diharapkan dalam rangka membina generasi muda, sekaligus menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI.
"Ini tidak dapat dimungkiri, alumni pondok pesantren telah memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan nasional,” ucap Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah, Rusman Langke, di Palu, Ahad (3/11).
Pernyataan itu disampaikan Rusman Langke saat menyampaikan sambutan pada peringatan Hari Santri Nasional yang dirangkaikan dengan zikir dan tabligh akbar, berlangsung di halaman Kanwil Kemenag Sulteng. Ahad (03/11).
Rusman mengatakan, pesantren dan para santri telah berkontribusi dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia dan dalam mengisi kemerdekaan.
Atas hal itu, pemerintah memberikan penghargaan dan apresiasi besar pada eksistensi pondok pesantren, melalui Undang-undang Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pondok Pesantren.
Bahkan, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional (HSN).
“Karena itu, hari ini kita memperingati Hari Santri Nasional itu, sebagai upaya mendukung ponpes dan para kiai-nya untuk tidak henti- hentinya memberikan kontribusi pada pembinaan generasi muda bangsa ini dalam mengisi kemerdekaan," ujar dia.
Rusman Langke mengemukakan bahwa, semangat keagamaan yang dikembangkan di Indonesia saat ini, berasal dari intisari semangat keagamaan yang dikembangkan oleh para kiai di ponpes.
Di pondok pesantren, para kiai dan santri mengembangkan Islam rahmatan lilalamin, Islam moderat, toleran, dan tawazun, yang kemudian dikemas dalam slogan moderasi beragama.