Senin 04 Nov 2019 18:07 WIB

YBM PLN dan Niru Nabi Berdayakan 100 Petani Rumput Laut

Rumput laut merupakan salah satu komoditas laut Indonesia yang sudah di ekspor.

YBM PLN dan Yayasan Niru Nabi mengawal program Desa Cahaya di Kepulauan Seribu.
Foto: YBM PLN
YBM PLN dan Yayasan Niru Nabi mengawal program Desa Cahaya di Kepulauan Seribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak era tahun 80an usaha budidaya rumput laut di Kepulauan Seribu menunjukkan hasil yang sangat positif, sehingga banyak masyarakat lokal yang juga melakukan budidaya rumput laut tersebut, budidaya rumput laut sempat mendominasi mata pencaharian disana. Alhasil mereka merasakan adanya peningkatan secara ekonomi karena hasil panen yang yang dirasakan sangat melimpah.

Hasil olahan rumput laut tersebut salah satunya dijual kepada para wisatawan di pulau-pulau yang menjadi tujuan wisata utama di Kepulauan Seribu, seperti Pulau Pramuka, Pulau Pari, dan Pulau Tidung. Bahkan rumput laut merupakan salah satu dari sedikit komoditas laut di Indonesia yang sudah di ekspor ke luar negeri.

Baca Juga

Namun, memasuki tahun 2000an, para petani rumput laut mulai dirasakan adanya penurunan hasil panen, bahkan saat ini kondisi usaha budidaya rumput laut di Kepulauan Seribu bisa dikatakan hampir mati. Semua itu terjadi karena karena faktor penurunan kondisi lingkungan terutama limbah dari sungai yang berada di daerah sekitar Kepulauan Seribu yang terbawa arus.

Selain itu faktor pembinaan dari pemerintah kepada nelayan rumput laut yang tidak fokus dan tidak tepat dalam menyelesaikan permasalahan para petani turut andil dalam penurunan hasil panen tersebut. Sehingga hasil panen yang sudah didapatkan oleh para petani, tidak bisa di jual karena tidak ada skema distribusi bagaimana menjual produk dari para petani rumput laut dengan harga yang bersaing.

Akibatnya pada tahun 2018 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Kepulauan Seribu mencapai 11,98 persen, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata angka kemiskinan nasional. Oleh karena itu dibutuhkan intervensi dari seluruh komponen masyarakat untuk turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kepulauan seribu.

Karena itu, yayasan Niru Nabi bekerjasama dengan YBM PLN berinisiatif untuk melakukan intervensi kepada para petani rumput laut dalam mengoptimalkan hasil panen rumput laut mereka. Bertajuk Program Desa Cahaya “Budidaya Rumput Laut, Pengolahan dan Pengembangan Ekonomi Petani di Kepulauan Seribu” program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Kepulauan Seribu, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan budidaya rumput laut,

memberikan akses kemudahan dalam pengadaan peralatan dan perlengkapan budidaya rumput laut, meningkatkan hasil panen rumput laut, meningkatkan nilai ekonomi dari pengolahan hasil panen rumput laut, mengadakan Komunitas Petani dalam bentuk kelembagaan.

Berdasarkan hasil assessment yang dilakukan oleh Yayasan Niru Nabi kepada para petani rumput laut di Kepulauan Seribu, terungkap bahwa yang dibutuhkan oleh para nelayan adalah adanya pelatihan dan pendampingan yang efektif dan efisien dalam meningkatkan hasil dari rumput laut mereka. Selain itu juga Yayasan Niru Nabi juga akan mengoptimalkan produk turunan dari rumput laut yang bisa disana.

Program tersebut disambut baik oleh para petani rumput laut di Kepulauan Seribu. Dengan komitmen dan dedikasi penuh yang diperihatkan oleh Yayasan Niru Nabi, serta pelajaran dari masa lalu, para petani Rumput Laut di Kepulauan Seribu optimistis bahwa program ini tingkat kesejahteraannya bisa lebih baik lagi.

Untuk tahap pertama, yayasan Niru Nabi akan fokus kepada pembinaan kepada 100 penerima manfaat yang juga petani rumput laut di Kepulauan Seribu, dari hulu sampa hilir. Mulai dari bagaimana cara memilih jenis rumput laut yang cocok dengan laut di Kepulauan Seribu dan mempunya nilai ekonomis yang tinggi, lalu bagaimana melakukan pembenihan dan perawatan rumput laut sampai dengan panen di hari ke 40. Selain itu juga bagaimana mengolah rumput laut menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi juga akan diberikan oleh Yayasan Niru Nabi.

Meskipun saat ini hanya 100 orang pemerima manfaat petani rumput laut yang dibantu, namun pada implementasi di lapangan, bukan hanya 100 petani itu saja yang akan terbantu perekonomiannya, tapi juga ibu-ibu yang menyiapkan tali dan memasang bibit rumput laut di darat, para pemilik kapal yang kapalnya digunakan untuk membawa para petani ruput laut ke ladang rumput laut di tengah laut, sampai panen yang membutuhkan banyak orang.

Harapan kedepannya tidak hanya 100 penerima manfaat yang nantinya sudah berhasil, tapi juga setiap unsur yang turut andil dalam proses pembibitan hingga panen. Bahkan tidak menutup kemungkinan juga meningkatkan perekonomian masyarkat yang membuat produk olahan turunan dari rumput laut. 

Pada akhirnya, Yayasan Niru Nabi dan YBM PLN berkomitmen untuk terus mengawal Program Desa Cahaya “Budidaya Ruput Laut, Pengolahan dan Pengembangan Ekonomi Petani di Kepulauan Seribu” kepada para petani rumput laut di Kepulauan Seribu ini  hingga tuntas, dan masyarakat dapat lebih baik tingkat perekomoniannya melalui budidaya rumput laut

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement