REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur (Jatim) berharap masyarakat setempat bisa mewujudkan mimpi menjadi salah satu venue tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021. PSSI Jatim juga menginginkan polemik tentang Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dihentikan agar semua pihak berkonsentrasi mempersiapkan diri menyambut Piala Dunia U-20.
"Ini adalah mimpi bersama dan semoga masyarakat Jatim bisa mewujudkannya," ujar Sekretaris PSSI Jatim Amir Burhanuddin, Senin (4/11).
Begitu juga terkait gagalnya Menteri Pemuda dan Olahraga RI Zainuddin Amali masuk ke Stadion GBT pada Ahad (3/11) saat inspeksi mendadak karena pintu dalam keadaan terkunci. "Mungkin ada miskomunikasi saja," kilah Amir.
Sementara itu, Amir menceritakan, semula PSSI menyampaikan niat kepada pemerintah pusat akan mengikuti proses bidding penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dan terdapat 10 daerah yang diajukan, salah satunya Kota Surabaya.
Tim Asprov PSSI Jatim, kata Amir, bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 26 Agustus 2019 dan disetujuinya. Lalu ditulis surat kesiapan akan ada pembangunan serta perbaikan GBT maupun sarana latihan lainnya untuk menyambut Piala Dunia U-20. "Kemudian dokumen itu dibawa untuk melengkapi penawaran PSSI ke FIFA. Kami juga melihat, kalau di Jatim yang paling pas memang Stadion GBT," jelasnya.
Menjelang pengumuman oleh FIFA dalam Council Meeting di China pada 24 Oktober 2019, lanjut Amir, PSSI kembali bertemu dengan Risma pada 10 Oktober yang dipimpin langsung Sekjen PSSI Ratu Tisha. Pertemuan saat itu mendetailkan perencanaan terkait perbaikan fasilitas stadion melalui APBD yang dimasukkan juga sebagai dokumen tambahan ke FIFA. "Itu menjelang penutupan. Sampai akhirnya terpilihlah Indonesia, yang diumumkan oleh FIFA pada 24 Oktober," jelasnya.
Sementara itu, untuk meyakinkan FIFA, PSSI juga menggelar laga uji coba timnas Indonesia U-19 melawan timnas China U-19 pada 17 Oktober di Stadion GBT, hingga akhirnya terpilihlah Indonesia dengan 10 stadion nominasinya, termasuk GBT di Surabaya. Amir juga mengatakan saat ini masih ada waktu untuk mempersiapkan diri dan diyakini berbagai upaya perbaikan dikebut bisa Pemkot Surabaya.