REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memastikan bahwa pencairan atau robohnya tanah di Kabupaten Tana Tidung bukan likuefeksi. Kesimpulan tersebut didapatkan setelah dilakukan peninjauan bersama atas peristiwa patahan dari pergerakan tanah yang terjadi di wilayah lahan usaha milik PT Pipit Mutiara Jaya (IUP PMDN) site Bebatu.
"Berdasarkan hasil peninjauan tersebut ditambah hasil investigasi disimpulkan bahwa fenomena itu bukan merupakan likuefeksi atau pencairan tanah seperti yang sempat beredar luas," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (4/11).
Peninjuaan lokasi dan investigasi peristiwa patahan dari pergerakan tanah dilakukan BPBD bersama tim dari PT. Pipit Mutiara Jaya. Peninjauan juga dilakukan bersama Dinas ESDM Provinsi Kaltara, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kaltara dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tana Tidung.
Agus mengatakan, kegiatan peninjauan lapangan dilakukan sebagai tindak lanjut dari laporan tentang peristiwa longsoran tanah yang sempat diduga merupakan fenomena likuefeksi pada tanggal 29 Oktober 2019 lalu. Dia melanjutkan, BNPB tidak menerima laporan korban jiwa atas peristiwa tersebut.
"Namun ada enam unit alat berat yang tertimbun di antaranya, tiga excavator, sati Dozer, satu ADT dan satu LV. Menurut data yang diterima, tiga excavator sudah berhasil dievakuasi," kata Agus lagi.
BNPB, Agus mengatakan, meminta agar dinas terkait dapat meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan Kuasa Penguasaan (KP) di wilayah kerja masing-masing ke depan. Dia juga mengimbau masyarakat dan para pekerja agar tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Sebelumnya, Longsor yang mirip pencairan tanah terjadi di salah satu daerah di Kabupaten Tana Tidung, Kaltara. Video longsoran yang menyerupai likuefeksi itu viral lewat pesan berantai grup pembicaraan di aplikasi Whatsapp dan media sosial warga di kawasan tersebut.
Dalam video viral berdurasi 0,21 detik terlihat tanah di lokasi tambang tiba-tiba bergerak mirip pencairan tanah atau likuefaksi tanah. Terdengar suara orang berteriak kaget melihat bencana tanah longsor itu.