Selasa 05 Nov 2019 05:17 WIB

Aziz Diminta tak Perkeruh Suasana Jelang Munas Golkar

Aziz dinilai mencoba menjustifikasi Bamsoet melanggar komitmen dan akan dilaknat.

Aziz Syamsuddin
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Aziz Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA 00 Fungsionaris DPP Partai Golkar Sirajuddin Abdul Wahab meminta politikus Golkar Azis Syamsuddin tidak memperkeruh suasana menjelang perhelatan Munas Partai Golkar. Sirajuddin menilai pernyataan Azis Syamsuddin soal Bambang Soesatyo sangat naif.

Aziz menyatakan Bamsoet melanggar komitmen karena tetap berencana maju sebagai calon ketua umum pada Munas 2019. "Pernyataannya sangat naif. Jangan terlalu membawa perasaan dan seperti orang ketakutan hingga dia mencoba menjustifikasi Bamsoet melanggar komitmen dan akan dilaknat," kata Sirajuddin dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (4/11).

Baca Juga

Sirajuddin menilai pernyataan itu tidak patut dilontarkan. Dia menekankan politik sangat dinamis dan memerlukan kecerdasan serta kematangan mental dalam menjalaninya.

"Biarkan saja kedua tokoh (Airlangga dan Bamsoet) yang menyelesaikan hal-hal apa yang mereka sepakati. Para pendukung, terutama orang-orang seperti Azis, harus tetap menjaga kesejukan yang telah disepakati oleh keduanya, agar tidak memancing reaksi-reaksi dari bawah," ujar dia.

Sirajuddin mengimbau semua pendukung calon ketua umum Golkar membiarkan para calon berkompetisi secara terbuka dan adil. Dia mengatakan sejak awal Bamsoet sepakat menenangkan situasi internal Golkar untuk menjaga suasana pelantikan presiden tetap kondusif.

"Sikap Bamsoet yang seperti itu sangat negarawan dan dewasa. Ditengah sengitnya persaingan dia tetap memikirkan masa depan partai dan mengutamakan kepentingan bangsa," ujar dia.

photo
Bambang Soesatyo (ANTARA).

Dia mengatakan pada saat itu secara jelas Bamsoet mengatakan mendukung Airlangga Hartarto maju pada Munas bulan Desember. Bamsoet, kata dia, bukan menyatakan mundur dari pencalonan ketua umum Golkar.

"Bamsoet tidak pernah mengatakan mundur, bahkan lebih dulu mendeklarasikan diri untuk menjadi calon ketua umum," tegas dia.

Dia menekankan keputusan maju menjadi calon ketua umum bukan semata-mata kehendak Bamsoet, tetapi juga permintaan dan desakan dari seluruh kader di akar rumput yakni DPD I, DPD II, dan juga tokoh-tokoh Golkar. "Ini amanah yang tak boleh diabaikan, justru jika Bamsoet tidak maju, hal itu dapat dikategorikan sebagai bentuk pengkhianatan Bamsoet terhadap aspirasi akar rumput partai Golkar," jelas dia.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement