Selasa 05 Nov 2019 12:18 WIB

Lindungi Suku Penjaga Hutan Amazon, Brasil Bentuk Satgas

Salah satu tokoh suku penjaga hutan Amazon ditembak mati oleh penebang liar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Ketua suku asli di desa Krimej, Kadjyre Kayapo dari suku Kayapo berfoto dengan latar belakang hutan yang dibuka oleh penebang hutan ilegal di perbatasan tanah pribumi Menkragnotire dan Biological Reserve Serra do Cachimbo, bagian dari hutan Amazon di Altamira, negara bagian Para, Brasil, Sabtu (31/8).
Foto: AP Photo/Leo Correa
Ketua suku asli di desa Krimej, Kadjyre Kayapo dari suku Kayapo berfoto dengan latar belakang hutan yang dibuka oleh penebang hutan ilegal di perbatasan tanah pribumi Menkragnotire dan Biological Reserve Serra do Cachimbo, bagian dari hutan Amazon di Altamira, negara bagian Para, Brasil, Sabtu (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pemerintah Negara Bagian Maranhao, Brasil, telah membentuk satuan tugas (satgas) polisi untuk melindungi suku Guajajara dari serangan penebang liar di hutan Amazon. Salah satu tokoh dari suku itu ditembak mati oleh penebang liar pekan lalu. 

Gubernur Maranhao Flavio Dino mengatakan mengingat tidak adanya lembaga federal yang melindungi masyarakat adat di negaranya, satgas tersebut akan bekerja sama dalam keadaan darurat dan memerangi pembalakan liar di tanah konservasi.

Baca Juga

"Kami menganggap serius membela hak-hak masyarakat adat dan ingin membantu. Kami tidak memaafkan etnosida," ujar Dino melalui akun Twitter pribadinya. 

Pada Jumat pekan lalu, para penebang liar telah membunuh Paulo Paulino Guajajara atau kerap dijuluki "Lobo" yang berarti serigala dalam bahasa Portugis. Dia ditembak di kepala saat sedang berburu di wilayah reservasi Arariboia di Negara Bagian Maranhao. 

Para penebang liar turut menembak Laercio yang saat itu mendampingi Lobo. Kendati mengalami luka-luka, dia berhasil melarikan diri dan selamat. Menteri Kehakiman dan Keamanan Publik Brasil Sergio Moro mengatakan polisi federal akan menyelidiki kasus pembunuhan tersebut dan membawanya ke pengadilan.

Pada 2012, Guajajara sepakat membentuk sebuah unit atau satgas yang bertugas melindungi hutan Amazon. Mereka melakukan patroli di wilayah reservasi yang luas. Pada September lalu, Reuters sempat mewawancarai Paulino Guajajara yang berusia 20-an tahun. Dia mengatakan melindungi hutan dari penyelundup telah menjadi tugas berbahaya. Tapi sukunya tak boleh menyerah pada rasa takut.

"Saya kadang-kadang takut, tapi kita harus mengangkat kepala dan bertindak. Kami di sini bertarung," kata Paulino.

Paulino mengungkapkan tugas dia dan anggota suku lainnya adalah melindungi tanah Amazon dan kehidupan di atasnya, termasuk hewan-hewan di dalamnya. "Ada banyak kerusakan alam yang terjadi, pohon-pohon bagus dengan kayu sekeras baja ditebang dan diambil. Kita harus melestarikan kehidupan ini untuk masa depan anak-anak kita," ujarnya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement