Selasa 05 Nov 2019 13:55 WIB

BPBD Kota Malang Petakan 28 Titik Rawan Bencana Banjir

Drainase yang bermasalah membuat sejumlah titik di Kota Malang rawan banjir.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Nur Aini
Sejumlah titik di Kota Malang mengalami banjir setelah diguyur hujan berintensitas tinggi sejak Jumat siang (15/12).
Foto: dok. Istimewa
Sejumlah titik di Kota Malang mengalami banjir setelah diguyur hujan berintensitas tinggi sejak Jumat siang (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang telah mengidentifikasi 28 titik rawan bencana banjir. Pemetaaan tersebut dilakukan sebagai upaya mengantisipasi banjir mengingat telah memasuki musim hujan.

"Ada 28 titik, tapi karena ada dua lokasi yang teridentifikasi masuk zona hijau, maka yang perlu perhatian ada 26," kata Analis BPBD Kota Malang, Mahfuzi kepada Republika.co.id, Selasa (5/11).

Baca Juga

Berdasarkan data BPBD Kota Malang, titik-titik rawan banjir tersebut tersebar di lima kecamatan. Beberapa di antaranya di Jalan Raya Sumbersari (perempatan ITN), Jalan Galunggung, Bareng, Tanjungrejo dan Jembatan Bandulan. Selain itu, Jalan Mawar IV, Pasar Blimbing, Perum de Cluster, Pasar Besar, Jalan Madyopuro dan depan Perum Araya.

Adapun penyebab rawan banjir atau genangan air di titik-titik tersebut akibat drainase yang bermasalah. Penyebab lainnya adalah semakin diperparah dengan adanya tumpukan sampah dari masyarakat sekitar. Kondisi tersebut terlihat jelas di Pasar Besar dan Jalan Sukarno-Hatta (depan ayam bawang Cak Per).

Dari data BPBD Kota Malang, Pasar Besar sering mengalami penumpukan sampah dan tingkatan sedimentasi yang tinggi. Potensi banjir atau genangan air semakin besar karena saluran yang kurang terawat. Faktor serupa juga terjadi di Jalan Sukarno Hatta di mana sedimentasi drainase menyebabkan air meluber. 

Melihat situasi tersebut, BPBD Kota mengklaim selalu rutin memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Warga sekitar selalu ditekankan akan bahaya kebiasaan buang sampah sembarangan. "Dalam setiap pertemuan rutin di Kelurahan Tangguh, BPBD terus menyisipkan materi imbauan agar warga patuh terhadap larangan buang sampah di badan sungai/saluran drainase," kata Mahfuzi.

Di sisi lain, Mahfuzi juga mengungkapkan, sejumlah langkah antisipasi dalam menghadapi musim penghujan. Pertama, BPBD menyiapkan kembali posko tanggap darurat. Posko siaga 24 jam tersebut diharapkan mampu menjawab kebutuhan warga terkait layanan bantuan penanggulangan bencana.

BPBD juga menyiapkan SDM atau personel dalam mengantisipasi bencana selama musim penghujan. Personel yang terdiri dari ASN maupun non-ASN ditunjukkan agar bisa melayani kebutuhan masyarakat di seluruh Kota Malang. "Selain itu, BPBD juga telah mempersiapkan peralatan penanggulangan bencana (seperti perahu, pompa air, mobil, alat evakuasi) dan menyiapkan logistik bantuan bencana bagi korban yang dilanda bencana," ujarnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement