REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia sedang melacak keberadaan aset-aset senilai sedikitnya 18 miliar ringgit (sekitar Rp 60 triliun) dalam skandal dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Malaysia juga sedang berkoordinasi dengan sedikitnya lima negara untuk mengembalikan jumlah uang tersebut.
Pihak berwenang Amerika Serikat menyebutkan sekitar 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 63 triliun) disedot dari kekayaan dana negara yang menyeret sejumlah negara. "Ini yang sedang kami upayakan, untuk mencari, menyelidiki dan meneliti di mana properti itu berada," kata Ketua Komisi Antikorupsi Malaysia Latheefa Koya kepada awak media.
Menurutnya, itu bukan hanya transaksi sekali, tapi transaksi berkali-kali. "Sehingga kami perlu bekerja sama dengan negara lain untuk membantu kami," ujarnya.
Skandal kasus korupsi 1MDB tidak hanya menjerat tokoh penting di Malaysia, tetapi turut menyeret Goldman Sach, bank asal AS. Malaysia menuntut bank itu telah menipu investor terkait penjualan saham senilai 6,5 miliar dolar AS. Menurut penegak hukum, dana itu digunakan untuk menambah uang 1MDB.
Malaysia dan Goldman Sach saat ini masih bernegosiasi mengenai jumlah uang damai yang harus dibayarkan oleh bank itu. Nilai uang damai itu dikabarkan mencapai 2-3 miliar dolar AS, kata sumber yang tak ingin disebut namanya, sebagaimana dikutip dari Bloomberg.