REPUBLIKA.CO.ID, MONAKO -- Pada 5 November 2003 pertandingan antara AS Monaco dan Deportivo La Coruna dalam lanjutan penyisihan grup C Liga Champions mencatatkan rekor gol terbanyak di turnamen antarklub paling elite di Eropa tersebut. Laga yang berlangsung di Stade Loius II itu berakhir dengan skor 8-3 untuk kemenangan AS Monaco.
Delapan gol yang dilesakkan Monaco ke gawang Deportivo adalah pembalasan menyakitkan atas kekalahan 1-2 pada pertemuan pertama. Si Merah dan Si Putih, julukan AS Monaco, sudah menciptakan gol pembuka ketika pertandingan baru berjalan dua menit lewat Jerome Rothen.
Meski tanpa pemain andalannya, Fernando Morientes, Monaco tetap bermain ganas. Sebelum turun minum, tuan rumah sudah unggul 5-2. Selain gol pembuka Rothen, tiga gol tambahan dicetak oleh Dado Prso serta satu gol Ludovic Giuly. Sedangkan, Deportivo hanya melesakkan dua gol sebelum jeda lewat Diego Tristan dan Lionel Scaloni.
Babak kedua, Monaco tak mengendorkan permainan. Monaco masih berambisi menjebol gawang Deportivo. Benar saja, tuan rumah menambah tiga gol lagi melalui Jaroslav Plasil, Prso, dan Edouard Cisse. Sementara Deportivo hanya mampu menambah satu gol lewat Tristan.
Skor tersebut kemudian tercatat dalam sejarah sebagai rekor gol terbanyak di Liga Champions. Meski Deportivo kalah telak, klub Spanyol itu tetap lolos dari penyisihan grup bersama Monaco. Deportivo hanya sampai semifinal setelah dikalahkan Porto.
Musim itu, performa AS Monaco sedang bagus-bagusnya. Monaco menyingkirkan klub-klub raksasa Eropa, seperti Real Madrid dan Chelsea. Atas performa bagus itu, Monaco sukses melaju hingga partai puncak.
Namun, aksi-aksi heroik Monaco sepanjang penyisihan grup harus berakhir antiklimaks. Pasalnya, di partai final, skuat asuhan Didier Deschamps gagal mempersembahkan gelar karena dikalahkan Porto yang saat itu dibesut oleh Jose Mourinho.
Setelah gagal dari final, Monaco mengalami penurunan performa secara drastis hingga degradasi. Pada 2011, Monaco harus bermain di kasta kedua Ligue 1 Prancis.