REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan capres dan cawapres yang didukung oleh alumni 212 pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, tidak diundang dalam acara reuni 212. Reuni tersbut akan digelar di Monas, Jakarta pada 2 Desember mendatang.
"Kalau itu nggak ada undangannya kita (Prabowo dan Sandiaga). Nggak ada undangan," ujar Ketua Gerakan Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), Yusuf Martak, saat diwawancara usai Rapat Pimpinan MUI di Kantod MUI, Jakarta, Selasa (5/11).
Dia mengatakan, acara Reuni 212 tahun ini akan dihadiri para tokoh habaib, ulama dan tokoh dari Jabodetabek dan nasional. Selain itu, GNPF MUI juga akan mengundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menyampaikan sambutan.
"Karena dia selaku pimpinan daerah, dan izin pun kita ajukan ke pengelola Monas, ya namanya Pak Gubernur akan hadir. Mungkin akan berikan kesempatan sepatah dua patah sambutan tapi ini tidak ada kaitan apa-apa," ucap Yusuf.
Tokoh alumni 212 ini menegaskan, GNPF MUI pasti akan selalu melaksanakan Reuni 212 setiap tahunnya. Dia berharap, peserta yang akan hadir nantinya tidak jauh berbeda dengan Reuni 212 sebelumnya.
"InsyaAllah kita berharap atau peserta yang hadir tidak akan berbeda jauh dengan 2018," ucapnya.
Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) (ANTARA)
Dalam Reuni 212 tahun ini, dia pun memperkirakan akan dihadiri 14 juta umat Islam dari berbagai elemen maayarakat. Namun, kata dia, pihaknya tidak menargetkan jumlah massa yang akan hadir, karena yang terpenting adalah bagaimana menjaga semangat kebersemaan alumni 212.
"Kalau yang dukung persertanya 14 sampai 14 juta. Mudah mudahan yang hadir dulu punya waktu, keuangan dan sebagainya dan tidak hanya karena ada momen-momen Pilpres," kata Yusuf.