REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) saat ini sudah memasuki masa pancaroba (peralihan) dari musim kemarau ke penghujan. Kabupaten Majalengka dan Kuningan pun telah melakukan langkah antisipasi menghadapi kerawanan bencana yang mungkin terjadi.
‘’Ya, sekarang Wilayah Ciayumajakuning sudah masuki pancaroba/transisi menuju musim hujan,’’ ujar Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, Selasa (5/11).
Pria yang disapa Faiz itu menyebutkan, masa pancaroba ditandai dengan udara yang terasa panas dan arah angin yang tidak teratur. Selain itu, potensi cuaca ekstrim juga meningkat.
Adapun potensi cuaca ekstrim itu berupa hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang dalam waktu singkat dan tiba-tiba. Selain itu, angin puting beliung juga berpotensi terjadi di masa tersebut.
‘’Potensi cuaca ekstrim terjadi pada siang sampai sore hari,’’ terang Faiz.
Menghadapi cuaca ekstrim itu, BMKG mengimbau agar warga menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Selain itu, warga juga diminta menjauhi pohon-pohon tinggi bila terjadi hujan lebat, petir dan angin kencang.
‘’Selalu jaga dan patuhi keselamatan berkendara,’’ tukas Faiz.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Agus Permana, menyatakan, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi bencana yang mungkin terjadi di masa pancaroba maupun penghujan.
‘’Wilayah Kabupaten Majalengka rawan bencana pergerakan tanah, longsor dan banjir,’’ terang Agus Permana.
Untuk bencana pergerakan tanah dan longsor, kerawanan terjadi di wilayah Majalengka selatan yang merupakan dataran tinggi dan memiliki kemiringan lahan yang cukup miring. Sedangkan bencana banjir, rawan terjadi di wilayah Majalengka utara.
Khusus menghadapi bencana pergerakan tanah, BPBD Kabupaten Majalengka bersama Badan Geologi Bandung telah melakukan survei terhadap daerah-daerah yang dinilai rawan bencana tersebut.