REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sumber perekonomian Indonesia masih didominasi dengan industri, pertanian dan perdagangan. Peranan ketiga sektor ini sudah mencapai sekitar 45 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal ketiga.
Hanya saja, keempat lapangan usaha utama itu mengalami pertumbuhan yang melambat pada kuartal ketiga ini. Misalnya, industri yang semula tumbuh 4,35 persen pada tahun lalu menjadi 4,15 persen pada periode yang sama di tahun ini.
"Tapi, kontribusinya masih terbesar terhadap PDB kuartal ketiga, 0,86 persen," tutur Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (5/11).
Salah satu subsektor industri yang menghadapi kontraksi dalam adalah industri karet, barang dari karet dan plastik. Pertumbuhannya minus 3,42 persen, kontras dibandingkan periode sama pada tahun lalu yang dapat tumbuh 12,34 persen.
Penyebabnya, terjadi penurunan permintaan luar negeri dan produksi dalam negeri yang sejalan dengan penurunan produksi mobil serta sepeda motor domestik sebagai pengguna produk karet.
Di sisi lain, Suhariyanto menambahkan, masih ada subsektor yang tumbuh positif. Misalnya, industri makanan dan minuman yang mampu tumbuh 8,33 persen pada kuartal ketiga 2019, menguat dibandingkan kuartal ketiga 2018 yakni 8,10 persen.
"Salah satu yang mendorongnya adalah peningkatan produksi Crude Palm Oil (CPO) yang tumbuh, sejalan dengan konsumsi domestik CPO," katanya.
Perlambatan juga terjadi pada sektor pertanian, dari 3,66 persen pada kuartal ketiga tahun lalu menjadi 3,08 persen pada kuartal ketiga 2019. Penyebabnya, kontraksi pada produksi tanaman pangan akibat kemarau panjang yang mengganggu produksi.
Di sisi lain, Suhariyanto menambahkan, subsektor peternakan mengalami pertumbuhan positif dari 4,87 persen pada kuartal ketiga 2018 menjadi 7,72 persen pada kuartal ketiga 2019. Begitupun dengan perikanan yang tumbuh dari 3,95 persen menjadi 5,85 persen. "Penangkapan ikan naik karena cuaca yang mendukung," ujarnya.
Sementara itu, sektor perdagangan yang berkontribusi 0,63 persen terhadap PDB melambat dari 5,28 persen pada kuartal ketiga 2018 menjadi 4,75 persen pada 2019. Suhariyanto mengatakan, perdagangan masih bergerak karena ada produksi pertanian dan pengolahan makanan serta minuman yang menjadi input untuk sektor perdagangan.
Meski tiga sektor utama tumbuh melambat, masih ada tiga sektor yang mengalami pertumbuhan positif. Yakni jasa lainnya yang tumbuh 10,72 persen dari 9,19 persen pada tahun lalu, sementara jasa perusahaan dengan pertumbuhan 10,22 persen dari 8,67 persen pada tahun lalu. Terakhir, jasa kesehatan ddan kegiatan sosial tumbuh 9,19 persen, yang tahun lalu tumbuh 7,54 persen.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2019 adalah 5,02 persen. Angka ini melambat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, 5,17 persen maupun kuartal kedua 2019, 5,05 persen.