REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA -- Kapolres Jayawijaya, Provinsi Papua, Ajun Komisaris Besar Tonny Ananda Swadaya memastikan akan mengejar penyebar hoaks yang mengatakan bahwa 'Indonesia meracuni penduduk asli Papua'. Dalam postingan yang beredar itu tergeletak seorang pria berbaju ASN, dengan keterangan dia meninggal dunia karena diracuni melalui makanan.
"Kelompok elite separatis ini menyebar hoaks bahwa oknum pegawai itu diracuni oleh bangsa Indonesia. Jadi, isunya dia keracunan makanan dan kami akan buru penyebar hoaks itu. Kejadiannya kemarin," kata Kapolres Tonny Ananda Swadaya di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa (5/11).
Kapolres mengatakan pegawai yang dikatakan meninggal karena diracuni itu masih hidup. Dia tertidur di trotoar pada Senin (4/11) karena mabuk pinang.
"Orang yang ada di dalam foto itu sehat, dia tidak meninggal. Itulah isu yang selalu ditebarkan oleh kelompok tertentu agar memancing Wamena biar tidak aman," katanya.
Pascakerusuhan di Jayawijaya 32 September, kelompok separatis masih terus menyebar hoaksmeresahkan di Jayawijaya hingga kini. "Kelompok separatis itu masih ingin Wamena kacau, mereka akan bermain sampai Desember," katanya.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengatakan warga yang difoto lalu diunggah dengan keterangan meninggal dunia merupakan seorang pegawai pemda. Jhon memastikan telah memanggil pegawai bersangkutan untuk meminta penjelasan terkait fotonya yang beredar dengan keterangan diracuni.
"Saya juga lihat dari grup tadi pagi, dan itu disampaikan bahwa dia mati karena diracuni. Ternyata tadi saya panggil, orangnya masih hidup," katanya.
Berdasarkan keterangan ASN tersebut kepada bupati, ia tertidur di trotoar karena mabuk setelah makan pinang. "Dia (ASN bersangkutan) akan lapor ke polisi terkait kabar yang diunggah di media sosial bahwa dia mati karena diracuni," kata bupati.
Bupati mengatakan belakangan ini kabar bohong yang dihembuskan oleh oknum tidak bertanggungjawab masih terus beredar dan meresahkan masyarakat. "Forkopimda Jayawijaya terus berkoordinasi terkait antisipasi kabar bohong, sebab ada orang yang sengaja mengganggu keamanan di sini. Misalnya hoakstentang demonstrasi di sekolah-sekolah minggu lalu," katanya.