REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahakarya penyair sekaligus dramawan WS Rendra berjudul 'Panembahan Reso' yang akan segera dipentaskan kembali, telah melalui riset selama 11 tahun. Drama 'Panembahan Reso' akan dipentaskan kembali pada 25 dan 26 Januari 2020 di Teater Ciputra Artpreneur Jakarta.
"Riset dimulai pada 1975. Riset panjang itu dilakukan dengansegenapnya karena pada saat itu Rendra tidak disukai penguasa. Jadi memang harus setengah mati ke sana kemari mengumpulkan data," kata aktris dan sutradara teater yang juga istri WS Rendra, Ken Zuraida saat konferensi pers 'Panembahan Reso' di Jakarta, Selasa (5/11).
Dia mengatakan, Rendra menulis 'Panembahan Reso' karena Rendra melihat Indonesia sebagai tempat peleburan dan bertemunya berbagai bangsa. Menurutnya, Indonesia merupakan melting pot yang sangat seksi.
"Indonesia adalah melting pot yang sangat seksi, jadi jangan heran tiap hari ada benturan di Indonesia," kata Ida yang terlibat sebagai direktur artistik dalam drama 'Panembahan Reso' pada 34 tahun silam.
Dia mengatakan, setelah mengumpulkan data, Rendra menulis naskah. Naskah tersebut selesai pada 1985. Namun setelah kelompok Teater Bengkel Rendra melakukan pembacaan naskah dan latihan, Rendra kembali menarik naskah-naskah tersebut dan merevisinya kembali.
Setelah itu, mereka kembali melakukan latihan untuk pementasan tersebut. Baru setelah beberapa kali pertemuan, izin didapat, hanya saja tidak boleh menggunakan Taman Ismail Marzuki. Mereka pun melakukan pementasan di Istora Senayan selama dua hari pada 26 dan 27 Agustus 1986
"Penampilan dilakukan di Istora Senayan, karena kami tidak mendapatkan izin untuk tampil di Taman Ismail Marzuki," kata dia.
Dia mengatakan, saat itu 14.500 tiket yang disediakan habis, jadi hampir 30 ribu orang yang hadir untuk dua malam. Meski tampil tujuh jam dalam sehari, menurut perempuan yang di sapa Ida, sebanyak 102 orang pemain yang terlibat dalam drama tersebut tidak ada yang "tumbang" karena pentas panjang.
"Rendra menyiapkan aktor sangat luar biasa, semuanya saat latihan pagi harus menari dengan tangan ke atas selama empat jam. Itu dilakukan dari aktor paling muda berusia 16 tahun hingga 40 tahun," kata dia. Para aktor pun bermain di pentas tersebut tanpa jeda sama sekali.