REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan, korban ambruknya SDN Gentong, Kota Pasuruan, yang saat ini tengah menjalani perawatan, untuk tidak dipungut biaya oleh pihak rumah sakit. Khofifah menegaskan, biaya perawatan korban ambruknya sekolah tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah.
"Seluruh korban SDN Gentong yang ambruk dan dirawat di rumah sakit tidak boleh dipungut biaya. Semua biaya pengobatan dan perawatan korban menjadi tanggungan pemerintah," ujar Khofifah di Surabaya, Rabu (6/11).
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menyatakan, terkait biaya pengobatan korban tersebut sudah dikomunikasikan bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dan jajaran di Pemerintah Kota Pasuruan. Dengan harapan, para korban tidak lagi terbebani dengan pikiran biaya rumah sakit setelah tertimpa musibah.
"Saya sudah sampaikan kepada Kadinkes Provinsi Jawa Timur untuk memastikan bahwa semua korban yang dirawat di RS tidak boleh dikenakan biaya. Semua biaya ditanggung pemerintah," ujar Khofifah.
Khififah melanjutkan, dia juga menyempatkan diri takziah ke kediaman IA (8) siswa kelas 2, dan SAW (19) guru pengganti di SDN Gentong, yang menjadi korban meninggal dalam insiden tersebut. Khofifah pun mengucapkan duka cita kepada kedua korban meninggal akibat ambruknya SDN Gentong, Pasuruan tetsebut.
"Kita turut berduka cita atas meninggalnya ananda IA dan juga guru pengajar SAW. Kita berdoa semoga keduanya dipanggil di sisi Allah dalam keadaan husnul khotimah. Keluarganya diberi kesabaran, ketabahan dan ikhlas," kata Khofifah.