Rabu 06 Nov 2019 10:41 WIB

Kaligrafer Muda Saudi akan Tampilkan Karya Terbaru di UEA

Kaligrafer Saudi Nasser dikenal inovatif berkarya.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Kaligrafer Saudi Nasse Al Saleem
Foto: national.ae
Kaligrafer Saudi Nasse Al Saleem

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Seorang kaligrafer asal Saudi, Nasser Al Salem, mendapatkan anugerah Al Burda Endowment Uni Emirat Arab pada 2018. 

Dilansir di Arabnews.com Selasa (5/11) Al Salem pun akan memamerkan karya terbarunya di pameran yang sama di UEA pada (21/11).

Baca Juga

Endowment diberikan kepada seniman yang mengeksplorasi praktik seni Islam dan terus bekerja untuk mengembangkan seni Islam kontemporer. 

Al-Salem telah membuat sejarah usai menyelesaikan pelajarannya di al-Haram al-Syarif, Makkah. Pada 2010, Al-Salem menempati urutan kedua dalam kompetisi Kaligrafi Nasional Arab Saudi. Dia juga anggota Persatuan Kaligrafi Nasional dan anggota aktif Kelompok Seni dan Budaya Arab Saudi. 

Karyanya secara umum menggabungkan elemen desain modern (ia memiliki latar belakang arsitektur) dengan kaligrafi tradisional dan geometri Islam yang sering merujuk ayat-ayat Alquran. 

Dia telah dipuji sebagai kaligrafer yang mendorong batas-batas kaligrafi Islam karena kebiasaannya menggunakan platform media campuran untuk menyajikan karyanya.

Untuk pameran Al-Burda, Al-Salem mengatakan telah menciptakan instalasi ruangan dengan dinding hijau (referensi ke layar hijau yang digunakan untuk memasukkan efek khusus ke dalam film) dengan teks Arab yang tertulis di atasnya sebuah kutipan dari hadits, "Ma la ‘ainun raat", yang artinya: "seperti belum pernah terlihat.

Dia menjelaskan, gagasan di belakang ruang layar hijau adalah bahwa setiap (pembuat film) dapat membuat adegan, kemudian mengedit gambar dan menambahkan latar belakang yang kadang-kadang nyata atau sulit untuk dicapai dalam kehidupan nyata. Masing-masing memiliki harapan surga yang berbeda, dan dirinya mencoba menerjemahkan gagasan ini dalam proyek. 

Menurut dia, ketika berada di dalam ruangan, tidak hanya akan melihat satu perspektif proyek, tetapi juga dapat berputar untuk melihat perspektif lain dari pekerjaan ini dengan  gagasan 'seperti belum pernah terlihat'. 

“Tidak ada satu gambar yang jelas yang dapat Anda lihat dari satu sudut ruangan, sama seperti tidak ada satu perspektif atau satu gambar yang dapat kita bayangkan tentang surga," jelas dia. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement