SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM- Pencemaran limbah di Bengawan Solo yang dirasakan di wilayah Sragen dinilai makin parah. Tak hanya membunuh ribuan ikan di sungai dalam beberapa hari terakhir, limbah hitam pekat yang diduga beracun itu sudah bertahun-tahun membuat warga di tepi bengawan hidup dalam kesengsaraan.
Pasalnya dampak air bengawan yang tercermar, membuat sumur warga tak lagi bisa dikonsumsi. Sebagian besar warga di sepanjang Bengawan Solo di Sragen terpaksa harus menbeli air keliling demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Sudah 10 tahun lebih, air sungai campur limbah ini membuat sumur warga juga tercemar. Air sumur sudah nggak bisa lagi dipakai karena sudah tercemar, baunya juga menyengat. Kami untuk minum sehari-hari harus beli air jerikenan keliling. Nambah biaya lagi Mas,” ujar Lestariyanti (38) warga di tepi Bengawan Solo Dukuh Nglombo RT 3, Tenggak, Sidoharjo, Sragen, kepada Joglosemarnews.com, Rabu (6/11/2019).
Tak cukup sampai di situ, penderitaan warga kian bertambah dengan polusi bau busuk yang saban hari harus dirasakan. Lantas air sungai yang bercampur limbah, juga membuat warga mengalami gatal-gatal.
Hal itu dirasakan bagi mereka yang mengais rejeki dengan menggali pasir di Bengawan Solo.
“Airnya bikin gatal-gatal. Yang nggali pasir, nyari ikan harus kena dampaknya, Mas. Makanya harapan kami pemerintah segera hentikan limbah pabrik ini. Entah darimana asalnya, kami hanya minta segera dihentikan. Pemerintah jangan diam saja,” timpal Mulyanto, warga lainnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen, Samsuri mengatakan untuk pencemaran sungai Bengawan Solo yang diakibatkan buangan limbah di wilayah Sragen, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan bupati terkait upaya meminimalisir limbah buangan di anak-anak sungai bengawan.
Namun untuk pencemaran dari limbah yang terjadi di Bengawan Solo, diduga juga berasal dari buangan pabrik-pabrik besar di luar Sragen, utamanya di wilayah atas Sragen. Untuk yang penanganan sumber pencemaran di luar Sragen, hal itu menjadi kewenangan provinsi.
“Tapi kita sudah buat laporan ke provinsi. Nanti dari provinsi akan memmerintahkan kabupaten-kabupaten untuk memiminalisir limbah buangan di masing-masing wilayah. Kita nggak punya kewenangan langsung menegur Karanganyar atau daerah atas lainnya,” terangnya.
Terkait insiden kematian ikan di sepanjang Sungai Bengawan Solo dampak limbah beracun saat ini, pihaknya akan segera menerjunkan tim untuk mengecek ke lapangan.
The post appeared first on Joglosemar News.