REPUBLIKA.CO.ID, DORTMUND -- Laga matchday keempat fase grup Liga Champions tengah pekan ini menyajikan pertandingan yang dramatis hingga antiklimaks. Namun, dua dari delapan pertandingan yang paling menyita perhatian terjadi di Kota Dortmund dan London.
Borussia Dortmund harus berusah payah menang 3-2 atas Inter Milan. Sementara hujan gol terjadi di Stamford Bridge dengan delapan gol tercipta dalam laga tersebut.
Comeback epik pertama terjadi di Jerman. Inter Milan yang berstatus sebagai tim tamu mampu unggul 2-0 di babak pertama berkat gol dari Lautaro Martinez dan Vecino. Namun, Dortmund yang tampil di Signal Iduna Park tak ingin menyerah. Memasuki babak kedua skuat asuhan Lucien Favre itu bangkit dengan mencetak tiga gol untuk unggul 3-2.
Lucien Favre pun mengungkapkan rahasia di balik kemenangan dramatis tersebut. Ia bercerita, saat di ruang ganti. Ketika istirahat, ia sempat memberikan ucapan yang sangat positif soal performa babak pertama. Sehingga, di babak kedua, timnya mampu menikmati pertandingan dengan menciptakan peluang untuk mencetak gol. Selain itu, timnya juga mampu menekan lebih baik untuk menghindari serangan balik inter.
''Itu merupakan kuncinya, kami menguasai bola lebih banyak. Itu pertandingan yang sangat bagus dengan kecepatan tinggi. Itu pertandingan gila, sangat bagus untuk disaksikan,'' ujar Favre dikutip dari laman resmi Dortmund, Rabu (6/11).
Pelatih Inter Antonio Conte mengaku kecewa dan penasaran dengan kekalahan Inter 2-3 oleh Borussia Dortmund. Menurut Conte, seperti saat melawan Barcelona, Nerazzurri mendominasi pertandingan di babak pertama dan unggul lebih dulu dan kemudian tumbang di babak kedua.
Dua gol dari Achraf Hakimi dan satu dari Julian Brandt membuat Inter kembali tumbang dalam laga tandang. ''Itu sama seperti yang terjadi di Barcelona. Faktanya, kali ini lebih buruk, setelah unggul dua gol. Itu mengecewakan,'' ucap Conte, dikutip dari Football-italia, Rabu (6/11).
Namun, Conte tidak ingin menyalahkan pemainnya. Menurut dia, Inter sedang dalam proses untuk tumbuh menjadi lebih kuat. Bahkan, ia tidak ingin mencari pembelaan bagaimana di babak kedua timnya bisa kebobolan tiga gol. Ia hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada pemain yang telah melakukan segalanya selama pertandingan. ''Mereka tidak bisa memberikan lebih dari ini. (kekalahan) Ini sangat mengganggu saya dan saya berharap ini juga mengganggu pemain,'' ujar Conte.
Pertandingan yang tak kalah menariknya terjadi di London. Chelsea nyaris dipermalukan Ajax di hadapan pendukung sendiri. Gol bunuh diri Tammy Abraham saat laga baru berjalan dua menit, menjadi pembuka drama delapan gol dalam laga tersebut. Saat Jorginho menyamakan kedudukan lewat titik putih, Ajax menggila dan unggul 4-1.
Selebrasi Reece James pada laga Liga Champions grup H antara Chelsea dan Ajax di Stadion Stamford Bridge, London, Rabu (6/11).
Tertinggal tiga gol tak membuat skuat asuhan Frank Lampard tersebut menyerah. Chelsea kemudian bangkit setelah gol kedua Jorginho, Cesar Azpilicueta, dan Reece James membuat Chelsea tak jadi malu usai laga.
Walaupun, kemampuan Chelsea menyamakan kedudukan tak terlepas dari dua kartu merah Daley Blind dan Veltman dalam waktu dua menit yang diterima klub asal Belanda tersebut saat skor 4-3. Lampard menyatakan, laga Chelsea lawan Ajax ini merupakan pertandingan tergila dalam kariernya. ''Hari ini merupakan salah satu (pertandingan) yang paling gila. Saya tidak yakin ada banyak momen yang bisa lebih gila lagi dalam hari saya,'' ujar Lampard dikutip dari Sky Sport, Rabu (6/11).
Lampard mengaku bukan pertama kalinya ia menjalani pertandingan dengan banyak momen unik, ketika pernah mendapatkan hasil 4-4 saat lawan Liverpool dan beberapa pertandingan gila lainnya. Tapi, Lampard terlihat kesal dengan gol yang dianulir oleh VAR, yang membuat the Blues gagal menang di Stamford Brdige.
Bahkan, mantan pemain Chelsea itu menyebut kalau VAR adalah bintang baru di sepak bola. Namun, terlepas dari VAR dan kartu merah, Lampard memuji semangat para pemainnya yang tak kenal menyerah. ''Karakter (pemain) menjadi sesuatu yang saya sukai dan saya pikir fan juga menyukainya,'' ujar dia.
Sementara itu, pelatih Ajax Erik ten Hag kecewa berat dengan hasil ini. Di saat kemenangan sudah di depan mata, Ajax justru kebobolan tiga gol. ''Saya sangat kecewa. Saya pikir kami bisa mendapatkan empat poin dari dua pertandingan lawan Chelsea, tapi kami hanya dapat satu,'' ujar Ten Hag, dikutip dari Sky Sports.
Ten Hag menyayangkan beberapa keputusan wasit dianggap merugikan Ajax. Padahal, timnya sudah tampil sangat luar biasa. Namun, ada momen yang telah mengubah segalanya. Pertama, kata dia, saat Blind dan Veltman diusir dari lapangan. Lalu Chelsea mendapatkan dua kali penalti. ''Saya merasa mendapatkan hukuman berkali-kali,'' jelasnya.