REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Poltikus Golkar Nusron Wahid menyebut, seharusnya tidak ada masalah bila Bambang Soesatyo (Bamsoet) mencalonkan diri sebagai calon ketua umum Golkar. Menurut dia, majunya Bamsoet tidak lantas menimbulkan perpecahan di Golkar.
Nusron menilai, musyawarah nasional (munas) Golkar merupakan sarana yang memfasilitasi kader Golkar untuk maju sebagai calon Ketua. Adanya kader yang berkehendak maju, jelas Nusron, seharusnya tak menjadi masalah.
"Kalau calon ketua beda kan biasa. Ya namanya munas itu sarana kompetisi. Munas itu arena kompetisi antar kader. Terus kalau dikatakan berkompetisi itu sebuah perpecahan, emang kemudian Golkar pecah hanya karena ada beberapa calon yang nyalon dalam Munas?" ucap Nusron yang merupakan salah satu pihak di kubu Bamsoet.
Nusron mengingatkan, pada Munas sebelumnya di Bali, ada tujuh calon ketua, yakni Setya Novanto, Ade Komaruddin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsuddin, Mahyuddin, Idrus Marham, dan Syahrul Yasin Limpo. Banyaknya calon itu, kata Nusron, harusnya membuktikan tidak ada masalah bila Bamsoet melaju.
"Biasa-biasa saja. Kalo dikatakan perbedaan pendapat, perbedaan pendpaat dimana? Memang namanya manusia itu tidak ada pendapatnya sama. Tidak ada yang pikirannya sama, namanya juga manusia," ucapnya.
Lebih lanjut, Nusron menegaskan, maju atau tidaknya seorang kader sebagai caketum bergantung pada dukungan DPD I maupun ketua DPD II dan ormas-ormas Golkar dengan total 560 suara. Nusron pun membela Bamsoet untuk maju sebagai calon ketua.
"Yang jelas saya katakan, Bamsoet tidak mengajukan diri, tetapi bamsoet merespons desakan dan keinginan DPD I dan DPD II mayoritas yang resah dengan model gaya kepemimpinan pada hari ini, hingga perlu ada perubahan," ujar Nusron.
Para politikus Golkar Pro Bamsoet diketahui telah mengadakan rapat di Hotel Sultan, Jakarta Selatan pada 4 November 2019. Nusron mengakui ada pertemuan tersebut. Namun, ia enggan menjelaskan Secara rinci apakah pertemuan tersebut merupakan konsolidasi untuk mengusung Bamsoet sebagai calon ketua partai Beringin itu.
"Orang rapat kan boleh-boleh saja. Orang kumpul rapat. Yang dibahas ya silaturahmi, kumpul-kumpul, wong namanya juga bagaimana merespon daerah ini, ada keinginan daerah seperti ini, kita bagaimana tidak boleh mengecewakan daerah, begitu saja," ujarnya.
Dari kubu Airlangga, Ketua DPP Golkar Aziz Syamsuddin enggan banyak berkomentar soal isu majunya Bambang Soesatyo dalam kontestasi calon ketua umum Golkar. Ia menyebut, hal itu tak menjadi urusannya.
Aziz Syamsuddin yang juga wakil ketua DPR RI itu mengatakan, dirinya menjadi bagian dari penyuksesan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum pejawat. Namun, ia sempat menyinggung komitmen antara Bamsoet dan Airlangga terkait pencalonan caketum dan kaitannya dengan penunjukan Bamsoet sebagai Ketua MPR RI.
"Nah itu, yang tau antara Pak Airlangga, Pak Bamsoet sama Allah yang tahu. Biar yang mengingkari biar Allah yang melaknatnya," kata Aziz Syamsuddin di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Senin (4/11).
Bambang Soesatyo membantah adanya perjanjian terkait kontestasi calon ketua umum (Caketum) Golkar dengan penunjukkannya sebagai Ketua MPR RI. Ia mengatakan, tak ada komitmen tertentu terkait dua hal tersebut.
"Dalam politik tidak ada, dan di Partai Golkar itu (penunjukkan Ketua MPR) adalah panggilan tugas, dalam unsur partai itu panggilan tugas. Jadi tanya sama yang menyatakan komitmen itu komitmen di mana," ujar pria yang kerap disapa Bamsoet itu di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Senin (4/11).