Rabu 06 Nov 2019 13:38 WIB

Akan Ada Pelebaran Defisit Anggaran untuk Majukan Ekonomi RI

Defisit anggaran negara tahun ini diperkirakan sebesar 2-2,2 persen dari PDB.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Defisit APBN melebar
Foto: Republika
Defisit APBN melebar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berupaya menangkal ketidakpastian ekonomi global guna meningkatkan perekonomian dalam negeri. Salah satunya mengatur kebijakan fiskal melalui dukungan terhadap APBN.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan secara keseluruhan negara terdampak gejokal ekonomi global. Setidaknya langkah mendukung APBN bersifat countercylical.

Baca Juga

“Akan ada pelebaran defisit anggaran sebagai support APBN sebagai pengeluaran negara untuk perekonomian. Defisit APBN diperkirakan sebesar 2 persen - 2,2 persen dari PDB,” ujarnya saat acara Indonesia Banking Expo 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (6/10).

Menurutnya pemberian dukungan terhadap APBN melalui pembiayaan negara untuk menyalurkan dana desa dan bantuan sosial. Langkah ini guna meningkatkan daya beli masyarakat agar tetap terjaga di tengah penerimaan negara yang menurun.

“Kalau kondisi perekonomian melambat imbasnya ke penerimaan. Tapi untuk belanja tetap dilanjutkan sebagai pengeluaran negara untuk perekonomian. Ketika ekonomi tumbuh 5 persen dan melemah tapi belanja negara tidak boleh melemah,” jelasnya.

Suahasil menambahkan ketidakpastian ekonomi global berdampak ke aliran modal asing yang masuk ke Indonesia. “Misalnya ketika kebijakan moneter non konvensional yang dilakukan bank sentral dalam upaya mencegah penurunan suplai uang dilakukan dan taper tantrum,” ucapnya.

Setelah aliran modal asing, lanjut Suahasil, investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) juga berdampak ketika kondisi ekonomi global bergejolak. "Kalau ini lebih cautions lagi, kalau yang portofolio itu bisa masuk cepat keluar juga cepat. Bagaimana dia nyaman tinggal di Indonesia, dan comfortable dengan ekonomi Indonesia," ucapnya.

Selanjutnya imbas gejolak ekonomi global akan langsung terasa pada sektor perdagangan. Jika perekonomian dunia menurun maka permintaan ekspor dunia juga akan menurun, sehingga ekspor Indonesia pun tertekan.

"Ekspor kita praktis flat bahkan nol persen pertumbuhan yoy -nya. Impor lumayan kena imbas dampaknya ke ekonomi domestik," jelasnya.

Ke depan pemerintah dan pelaku usaha bersama-sama harus menjaga iklim investasi, menyiapkan infrastruktur yang baik, serta regulasi pendukung. Jika semua itu terjaga maka aliran modal asing dan investasi asing langsung akan tetap terjaga. 

“Aliran modal asing, investasi asing langsung dan sektor perdagangan merupakan tiga hal yang harus diperhatikan dengan serius antar stakeholder karena dampaknya kepada pertumbuhan ekonomi domestik,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement